Bentham meyakini bahwa tindakan setiap individu harus dipandu oleh prinsip utilitas, yang berarti mencari kesenangan dan menghindari penderitaan. Ia berargumen bahwa prinsip ini harus menjadi dasar legislasi dan kebijakan publik untuk menciptakan jumlah kebahagiaan yang paling besar bagi masyarakat secara keseluruhan.
Salah satu kontribusi penting Bentham adalah pengembangan konsep panoptikon, desain penjara di mana para narapidana terus-menerus terlihat oleh pengamat pusat, sehingga mendorong disiplin diri dan pencegahan. Meskipun panoptikon tidak banyak diimplementasikan, konsep tersebut memiliki dampak signifikan pada pembahasan tentang pengawasan dan kekuasaan dalam masyarakat.
Ide-ide Bentham berpengaruh dalam berbagai bidang, termasuk hukum, etika, ekonomi, dan filsafat politik. Pendekatannya yang utilitarian berdampak jangka panjang pada perkembangan pemikiran demokrasi liberal dan konsep hak asasi individu. Ia berargumen untuk reformasi hukum seperti penghapusan perbudakan, decriminalisasi homoseksualitas, dan kebebasan berekspresi.
Setelah kematiannya, jasad Bentham diawetkan dan dipajang dalam sebuah lemari di University College London, sesuai dengan permintaannya. Ini dikenal sebagai "auto-ikon" dan masih dipamerkan secara publik. Karya-karya Bentham terus dipelajari dan diperdebatkan, dan ia dianggap sebagai salah satu tokoh pendiri utilitarianisme dan teori etika modern.