Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Pulang Puisi

10 Agustus 2012   06:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:59 97 0
mungkin saja, hanya aku yang terasing. ketika kau sepakat, tentang daun jatuh di depan rumah. setelah udara meniupkan bahasanya untuk kembali ke tanah, dan berparuh dengan basah.
lalu pada suatu ketika, angin membekap kebisuanku. engkau berlari ke bukit, segala yang ingin dilihat, serupa pikiran di masakanak yang menafsirkan kegelisahanku. membuat lukisannya biru di atas bantal dan enggan menidurkanku. tentu saja kau tetap angkuh dan tak ingin berbagi. begitupun, kau dan aku masing-masing menjauh. tersesat dan abadi. karam membiaskan huruf-huruf yang menggugatku. menuntaskan kekosongan yang ditemui. dan patuh pada tabir sunyi.


sudah sejak lama aku ingin pulang, walau di sana, pintu telah terkunci, lampu telah mati *. walau waktu meminta yang lain, untuk mendengar kuberbisik, suara yang telah mengering, hatiku mati di sini terdiam dan tak mengerti**. mungkin aku mati setelah cemara mengembun. kau mengantar kepergian abadiku dengan sebuah doa yang dulu pernah kubisikkan bahwa ; aku ingin mencintaimu dengan sederhana***. atau saat pelayaranku terlalu jauh di pintu kamar asap rokok mengepul. kau sangat tahu ketika pena dan penyair keduanya mati berpalingan !****
bahwa aku rela pergi, dan kau tetaplah diam. tanpa harus membuatku bunuh diri. setelah kelelawar berlari ke kandang, setelah kesepian mengosongkan pribadi. aku telah terbang ke Langit Maha Tinggi.

(2009)

notes :
* ingin pulang : dipopulerkan grup sheila on 7
** kota mati : dipulerkan grup peterpan
*** aku ingin : sapardi djoko damono
**** fragment : chairil anwar

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun