Waktupun berlalu, maka muncullah dari anggapan bahwa tempat tersebut keramat akhirnya masyarakat Karangpari selalu membuat sesaji di tempat tersebut serta mengadakan ruwatan setahun sekali setiap bulan Rabiul Awal (bulan Mulud). Dalam ruwatan dipersembahkan kesenian ibing ronggeng sebagai persebahan bagi para leluhur.