Pemerintah berencana akan membeli jet latih T-50 golden eagle buatan dari Korea Selatan. Tujuan pembelian ini untuk menggantikan jet latih Hawk MK-53 milik TNI AU yang sudah usang itu. Apabila disepakati, maka pemerintah akan memborong 1 kuadron jet latih tersebut. Menurut Menteri Pertahanan (Purnomo Yusgiantoro) hingga kini kontrak pembelian belum ditandatangani, namun proses penawaran sudah dilakukan sejak 2010 yang lalu. Sebelum itu, Presiden Korea Aerospace Industries (KAI), Kim Hong Kyun, mengumumkan telah mendapatkan lampu hijau dari Menhan RI, meski negosiasi harga dan rincian pembelian belum tuntas. Korsel berharap bisa menjual 16 unit T-50 ke Indonesia dengan nilai US$ 400 juta atau Rp 3,4 triliun, demikian dilansir kantor berita Yonhap. Pejabat Korsel mengatakan T-50 bisa juga dipakai untuk serangan udara ringan, selain untuk latihan. Korsel berencana membuat T-50 yang lebih dominan untuk versi tempur. Rencana pembelian pesawat ini sempat tercoreng aksi agen rahasia Korsel yang mencoba membobol dokumen milik delegasi Indonesia, Februari 2011 silam. Meski demikian, kerja sama pertahanan Korsel dan Indonesia sepertinya tidak terpengaruh. Pada 2008, Korsel membeli 4 pesawat transport dari Indonesia senilai US$ 90 juta atau Rp 774 miliar untuk fungsi patroli laut. Pada Juli 2010, Indonesia dan Korsel juga melakukan kerja sama untuk mengembangkan jet tempur. T-50 ini mempunyai panjang 13,14 m, lebar 9,45 m, dan tinggi 4,94 m.
KEMBALI KE ARTIKEL