Disebuah desa kecil di kecematan soromandi, kabupaten bima, terdapat desa bernama "sai" yang dikelilingi oleh pemandangan alam yang memukau. Desa sai teletak diatanra perbukitan dan dikelilingi oleh lautan biru di kejauhan, menciptakan suasana yang tenang dan penuh kedamaian. Kehidupan masyarakat didesa sai ini sangatlah erat dengan alam, serta memiliki nilai gotong royong yang kuat.
Pagi hari didesa sai di mulai dengan suara kokok ayam yang udah biasa di dengar tiap hari dan deru suara lautan yang lembut. Para petani berangkat ke ladang mereka yang terletak di lereng bukit, sementara nelayan bersiap untuk pergi melaut dengan perahunya.
Mata pencarian utama masyarakat desa sai yaitu bertani dan melaut, namun ada juga yang membuat kerajinan tangan tradisional yang menjadi kebanggaan desa (namun sekarang udah ngak ada lagi begituan).
Setiap menjelang ibadah ramadhan, para warga atau anak mudah berkumpul untuk mengadakan sekedar gotong royong untuk membersihkan lingkungan disekitar desa. Gotong royong adalah nilai yang terus di jaga oleh warga desa sai sebagai wujud kebersamaan dan solidaritas diantaranya, Dalam acara seperti " kanira rasa dan kanira rade " yang artinya membersihkan desa dan membersihkan kuburan, masyarakat desa sai saling berdatangan untuk membantu satu sama lain dalam hal tersebut/ disebut gotong royong dan lain-lain.
Desa sai juga memilikih keindahan alam yang mempesona, dipuncak bukit terdapat sebuah mata air alami yang jernih. Masyarakat percaya bahwa mata air ini adalah sumber kehidupan desa yang harus dijaga kelestariannya. Tempat didesa sai ini sering di kunjungi oleh desa tetangga dan juga menjadi daya tarik orang-orang karena memiliki keindahan pantainya. Mulai perubahan yang positif ini, masyarakat di desa sai tetap hidup berdampingan dengan alam dan menjaga nama baik desa, serta menyosong masa depan yang lebih baik.
Desa sai menjadi contoh desa di soromandi yang mampu berkebang dengan tetap menjaga akar budaya dan lingukangannya.