"Menulis opini itu mudah, yang sulit itu menulis buku". Pernyataan itu meluncur begitu saja dari Hasudungan Sirait, salah satu mentor menulis dalam workshop yang diadakan BPS. Padahal sebelum masuk ke ruangan workshop, di kepala saya sudah menggumpal banyak pertanyaan, kenapa ya susah sekali menulis serius, ilmiah dan bergengsi seperti tulisan-tulisan opini yang nangkring di koran nasional? Bagaimana meraup ide brilian ditengah kesibukan kantor? Bagaimana menuangkannya, mengkaitkannya dan menulisnya dalam bahasa populer?
KEMBALI KE ARTIKEL