Memiliki keluarga yang sehat merupakan idaman setiap orang, namun hal tersebut teramat sulit untuk diwujudkan sebelumnya ketika saya dan suami memulai kehidupan berumah tangga 5 tahun lalu. Kami pernah berkhayal bisa menempati sebuah rumah baru yang merupakan hunian asri, nyaman dan sehat. Namun karena sebagai pasangan baru dengan budget rendah dan atas permintaan keluarga agar tinggal dekat dengan orang tua maka kami terpaksa memilih sebuah rumah kontrakan yang kebetulan berjarak hanya 2 rumah dari rumah orang tua suami. Dari luar rumah tersebut tampak bersih, akan tetapi pencahayaan dan sistem ventilasi kamar sangat kurang memadai. Karena hanya tinggal berdua dan belum memiliki anak kami tidak terlalu mempermasalahkan tinggal di rumah kontrakan yang terbilang kecil tersebut disamping juga kami lebih banyak berada di luar rumah. Ternyata menjaga setiap anggota keluarga agar selalu dalam kondisi fit sangat sulit terlebih lagi jika faktor lingkungan tempat tinggal tidak mendukung. Permasalahan mulai muncul saat saya hamil dan cuaca ekstrim dimana hembusan angin dari kipas angin pun tidak terasa sejuk tapi berubah menjadi panas. Suami merasa sangat kasihan melihat saya yang selalu kepanasan serta kondisi kesehatan saya yang menjadi sering batuk – batuk dan juga suami mulai mengalami alergi yang kata dokter disebabkan oleh debu. Kekhawatiran pun membayangi saya karena tidak ingin anak kami yang akan lahir menjadi ikut – ikutan sakit. Terus terang dulu sempat terbersit keinginan untuk memasang pendingin ruangan di kamar, tetapi kendala listrik yang hanya 900 watt membuat suami berpikir kembali.
KEMBALI KE ARTIKEL
