Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Kepemimpinan dalam Film "Crimson Tide"

3 Mei 2013   17:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:10 896 0
Ini sebuah film yang sudah cukup lama, menceritakan kisah di sebuah kapal selam nuklir AS, USS Alabama, yang diperintahkan oleh Panglima tertinggi AL untuk meluncurkan peluru kendali berkepala nuklir untuk meng-counter rudal sejenis yang diluncurkan menuju wilayah AS dari intalasi nuklir Rusia yang direbut oleh pemberontak ultranasionalis Rusia. Perintah diterima oleh pimpinan kapal selam, lalu setelah diotentifikasi, ternyata valid dan otentik, dan itu berarti perintah harus dilaksanakan.

Menurut prosedur baku, peluncuran peluru kendali nuklir harus disetujui oleh 2 pihak, yaitu kapten kapal (CO/ commanding officer) serta XO (executive officer). Jika kedua pihak ini setuju, maka kode eksekusi ada ditangan  perwira senjata (WEPS / weapon officer). Hanya saja, menjelang peluncuran, USS Alabama terlibat pertempuran dengan kapal selam Rusia yang dikendalikan oleh para pemberontak, sehingga membuat mereka bermanuver dibawah laut, dan tentu saja saluran komunikasi putus. Sesaat menjelang komunikai putus, mereka menerima perintah lanjutan dari panglima tertinggi AL tentang peluncuran peluru kendali nuklir tersebut, tetapi transmisi pesan terputus, sehingga tidak diketahui maksudnya.

Sementara persiapan peluncuran rudal nuklir sudah dimulai, tetapi mereka tidak bisa mengkonfirmasi ulang perintah yang terakhir karena terlibat pertempuran di bawah laut, dan akibat pertempuran, USS Alabama mengalami kerusakan, termasuk saluran komunikasi.

Di sini USS Alabama mengalami masalah, apakah tetap meluncurkan rudal nuklir tersebut atau membatalkannya? Bagaimana jika perintah terakhir yang tidak lengkap tadi ternyata merupakan perintah pembatalan? Tetapi juga bisa perintah untuk mempertegas peluncuran..

CO berpendapat, peluncuran rudal nuklir tetap harus dilakukan, karena berpedoman kepada aturan baku angkatan laut AS, dimana dalam situasi komunikasi terputus, maka yang harus dilaksanakan adalah perintah terakhir yang jelas dan otentik, dalam hal ini adalah, menembakkan rudal nuklir. Waktu sudah sangat tipis, dan USS Alabama sudah tidak punya waktu lagi. Hal ini diperkuat dengan aturan laut AS yang memberikan otoritas penuh kepada CO untuk memutuskan apa yang terbaik dengan mempertimbangkan semua situasi, termasuk perintah yang masuk. CO berpendapat kalau USS Alabama menunda peluncuran rudal nuklir, masa bija jadi rudal nuklir Rusia sudah menghantam tanah AS, dan USS Alabama terlambat menyelamatkan warga AS di tanahnya sendiri.

XO berpendapat, peluncuran rudal harus ditangguhkan, sampai mendapat konfirmasi ulang, apa isi perintah terakhir. Ini masalah rudal nuklir, bukan sekedar torpedo semata, dan kalau perintah terakhir tadi adalah pembatalan dan USS Alabama tetap meluncurkan rudal, maka ini akan menimbulkan krisis baru, walaupun kita bisa bersembunyi dengan dalih komunikasi terputus.

Menurut aturan angkatan laut AS, jika XO tidak setuju, maka perintah tidak bisa dieksekusi. Berdasarkan aturan juga, CO membebastugaskan XO dan menggantinya dengan XO yang baru, dan menahan XO dengan alasan membangkak terhadap perintah. XO melawan, dengan alasan aturan angkatan laut juga, Mengapa diadakan jabatan XO? supaya terjadi mekanisme collective decision making, sehingga keputusan yang dibuat sudah mendapatkan pertimbangan dari berbagai pihak, dan itu adalah yang terbaik. Dengan memmbebastugaskan XO, maka CO juga membangkak kepada aturan angkatan laut AS.

Tinggal WEPS yang berada dalam kondisi dilematis, yang akhirnya juga tidak mematuhi perintah CO untuk menambahkan rudal nuklir.

Ringkas Cerita, semua berakhir dengan Happy Ending. Hanya saja situasi dilematis saat pembuatan keputusan yang penuh konflik itu menjadi sorotan petinggi angkatan laut AS. Mereka pun tidak bisa menilai, siapa yang benar, dan siapa yang salah, tetapi konflik kepemimpinanterjadi di USS Alabama, dan membuat situasi keberpihakan anak buah kapal menjadi terpecah, dan juga terlibat konflik.

Lessons Learned dari film ini :

1. Pada kondisi informai yang terbatas, memang tidak ada kondisi yang ideal. Keputusan yang dibuat juga tidak akan ideal, kalupun pas benar, besar kemungkinan itu adalah kebetulan. Pada situasi krisis yang minim informasi dan mengharuskan sebuah keputusan dibuat dengan cepat, maka kita bisa menyalahkan pembuat keputusan apabila ternyata dia membuat keputusan yang tidak ideal. Sebuah penjelasan tetap diperlukan, dan selama dia tidak menabrak rambu apapun, ya kita tidak bisa menyalahkan dia.

2. Memang di dunia ini tidak mungkin ada kondisi yang selalu ideal seperti dalam buku teks di dalam kelas. Dengan demikian, perlu suatu prosedur yang memberikan otoritas kepada pimpinan di lapangan (dalamhal ini CO dan XO) untuk membuat keputusan sesuai dengan pertimbangan mereka. Otoritas ini dijamin oleh aturan baku angkatan laut AS. Terutama dalam kondisi krisis

3. Dalam kondisi tidak krisis, maka keputusan strategis harus dikembalikan kepada otoritas tertinggi. Pada film ini, akhirnya otoritas peluncuran rudal nuklir ada ditangan presiden AS, ini dilakukan karena perang dingin sudah berakhir, dan tidak ada lagi krisis senjata nuklir dalam kondsi gawat. Keputusan teknik operasional bisa diserahkan kepada pimpinan dilapangan, tetapi harus selaras dengan keputusan stratejik.

4. Dalam kondisi kritis sekalipun, kepemimpinan harus tetap solid, kalau tidak, akan menyebabkan krisis kepemimpinan, dan yang menderita adalah para bawahan, dan kalau di negara, itu adalah rakyat.

Ringkasan:

Tokoh Utama:


  • Kapten Frank Ramsey (Gene Hackman) : adalah seseorang perwira senior AL yang patuh pada perintah sampai hal yang sedetail mungkin dan juga menuntut kepatuhan absolut dari bawahannya.
  • Ketika perwira pertama Alabama menderita usus buntu sehingga harus dioperasi, maka kaptem Ramsey harus memilih penggantinya.
  • Dari sekian banyak perwira muda AL yang cemerlang, pilihan Ramsey jatuh pada Letnan Komandan Ron Hunter (Denzel Washington) sebagai perwiwa pertama baru USS Alabama.
  • Hunter : adalah tipe perwira yang tidak membabibuta dalam menuruti perintah atasan melainkan mempertimbangkan dulu apakah  perintah itu memang pantas dilaksanakan.
  • Tidak butuh waktu lama muncul ketegangan antara Ramsey dan Hunter lantaran gaya kepemimpinan mereka berbeda. Apalagi ketika muncul sebuah krisis internasional yaitu direbutnya sebuah basis nuklir Rusia oleh para pemberontak yang anti Amerika dan ingin kembali pada masa keemasan Uni Soviet.
  • Situasi menegangkan ketika sebuah pesan berkode siterima oleh USS Alabama ini menempatkan kapal selam tersebut dalam kedaan darurat perang.
  • Pesan itu juga memerintahkan Ramsey untuk melakukan serangan meluncurkan misil nuklir ke basis nuklir tersebut sehingga pemberontak tidak bisa mendahului menyerang Amerika.
  • Masalahnya pesan itu diterima peralatan komunikasi kapal selam Amerika rusak dan pesan pun tidak utuh diterima. Komunikasi antara Alabama dengan komando militer AS pun terputus.
  • Akibatnya pesan tersebut tidak bisa dikonfirmasi kepada markas komando militer.
  • Bagi Kapten Ramsey, perintah dalam pesan itu sudah jelas dan ia bertekad melaksanakannya. Walau perintah itu bisa menimbulkan perang nuklir di dunia sehingga terjadi kiamat bagi umat manusia. Nyawa ratusan juta manusia tergantung dari tombol senjata nuklir yang akan ditekan Ramsey.
  • Prioritas bagi Hunter adalah memperbaiki sistem komunikasi sehinngga dapat berhubungan dengan markas untuk konfirmasi perintah tersebut.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun