Media komunikasi siswa yang belum memadai juga merupakan hambatan utama yang dimiliki oleh siswa, hal ini dikarenakan orang tua siswa yang mayoritasnya bekerja sebagai petani, sehingga kepemilikan ponsel ataupun perangkat pendukung lainnya tidak 100 persen dipegang oleh para siswa. Selain itu hambatan lain yang juga berpengaruh terhadap proses pembelajaran daring yaitu medan geografis sekolah dan letak rumah siswa yang berada di daerah perbukitan, menyebabkan minimnya akses internet dan ponsel.
Maka untuk meminimalisir berbagai macam hambatan yang ada, para guru SDN Puspasari mempunyai metode tersendiri untuk mengatasi hal tersebut, yaitu dengan membagi beberapa kelompok belajar. Siswa yang tidak mempunyai ponsel ataupun terkendala sinyal bisa bergabung bersama siswa yang mempunyai perangkat yang mendukung dan jaringan yang stabil. Sehingga dengan begitu semua siswa dapat mengikuti proses pembelajaran daring. Namun meskipun pelaksanaan pembelajaran berkelompok semua siswa tetap dengan mematuhi protokol kesehatan 3M Memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Para guru pun untuk memastikan proses pembelajaran daring berlangsung dengan baik maka melakukan pengontrolan kepada setiap kelompok di salah satu rumah siswa yang dijadikan tempat pembelajaran, pengontrolan ini biasa disebut dengan metode GURLING (Guru Keliling). Metode ini dimaksudkan untuk mengontrol para siswa ketika pembelajaran daring apakah pelaksanaan pembelajaran daring berjalan dengan baik atau tidak, guru keliling ini biasa dilakukan 3 kali dalam seminggu yaitu hari senin, rabu, dan sabtu. Adanya metode gurling ini sangat membantu para siswa dalam proses pembelajaran terutama di masa pandemi seperti sekarang ini.
Letak SDN Puspasari yang berada di daerah perbukitan membuat metode gurling ini tepat digunakan. Dengan keterbatasan yang ada yang jauh dari hiruk pikuk kota SDN Puspasari ini menjadi contoh bagi Sekolah dasar lainnya bahwa pembelajaran daring yang dianjurkan oleh pemerintah bukanlah menjadi penghalang ataupun tantangan untuk patah semangat dalam belajar namun harus bisa dijadikan sebagai pegangan untuk memotivasi bahwa pembelajaran bisa dilakukan dengan cara apapun meskipun dalam kondisi dan situasi yang sulit.
Besar harapan sekolah terhadap pembelajaran daring ini yaitu semoga pandemi ini segera berlalu dan proses pembelajaran dapat berlangsung secara tatap muka. Dan apabila pandemi ini masih ada semoga sekolah dan para guru bisa memberikan metode yang terbaik bagi para siswa dan dapat mengoptimalkan proses pembelajaran daring dengan fasilitas yang ada dengan sebaik mungkin.