Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan

Habis Manis Sepah Dibuang, Nasib Nakes dalam Kapitalisme Sungguh Memprihatinkan

17 April 2024   08:14 Diperbarui: 17 April 2024   08:25 55 1
Pagebluk pandemi Covid-19 empat tahun lalu merupakan memori kelam yang melanda dunia, termasuk Indonesia. Tepat 4 tahun lalu di bulan Maret, Covid-19 pertama kali diumumkan ditemukan di Indonesia. Angka kematian menanjak, masyarakat terisolasi. Namun, tenaga kesehatan atau nakes tampil menjadi garda terdepan di tengah pandemi global.
 
Namun, habis manis sepah dibuang. Usai pandemi Covid-19 berlalu, nasib para nakes yang dulu berjuang malah tak menentu. Awal bulan April 2024 ini, ratusan nakes, tepatnya sebanyak 249 orang nakes dipecat Bupati Manggarai Nusa Tenggara Timur.
 
Sebelumnya, pada 12 Februari 2024 para nakes ini mendatangi DPRD Manggarai untuk menyampaikan keluh kesahnya sebagai nakes non ASN. Para nakes ini meminta DPRD Manggarai memperjuangkan kenaikan gaji lantaran gaji bulanan yang diterima para nakes relatif kecil.
 
Diketahui para nakes non ASN mendapatkan gaji per bulan kisaran 600 ribu. Fakta lain yang lebih mencengangkan adalah para nakes yang dipecat pada 1 April 2024 ini belum mendapatkan gaji sejak Januari 2024.
 
Meski belum jelas apa alasan di balik pemecatan para nakes non ASN ini, tetapi pemecatan ini disinyalir imbas dari aksi nakes mendatangi DPRD untuk menyampaikan aspirasinya.
 
Nasib nakes, terlebih nakes honorer, di negeri ini masih belum menentu. Terlepas dari ratusan nakes honorer yang dipecat Bupati Manggarai, masih banyak nakes berstatus honorer yang belum mendapatkan penggajian yang layak.
 
Peran nakes di tengah masyarakat tak diragukan lagi urgensinya. Krisis nakes menandakan alarm kegagalan negara dalam merawat kesehatan publik sebab nakes merupakan garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat. Jika garda terdepan kesehatan masyarakat tidak mendapatkan hak-haknya secara optimal, maka pelayanan. Kesehatan masyarakat pun tidak maksimal.
 
Kasus pemecatan ratusan nakes memperparah fenomena krisis nakes di Indonesia. Pasalnya, jumlah nakes di Indonesia masih jauh dari standar WHO. Menurut standar WHO, setiap 1000 penduduk harus tersedia 1 orang dokter. Namun, faktanya di negeri dengan 275 juta penduduk ini, jumlah dokter hanya mencapai 176.110 orang berdasarkan data BPS tahun 2022.
 
Jumlah total SDM kesehatan di Indonesia saat ini mencapai 1.182.024 orang yang terdiri dari 73,13% tenaga kesehatan dan 26,87% tenaga penunjang kesehatan. Jumlah ini masih jauh dari ketersediaan kebutuhan nakes. Untuk itu, tak berlebihan jika krisis SDM nakes masih menjadi PR bagi Indonesia.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun