Salah satu peristiwa penting yang berhubungan dengan sejarah Palestina dan terbentuknya negara Zionis Israel adalah saat tokoh Zionis, Theodor Herzl, menghadap pemimpin Khilafah Utsmani, Sultan Abdul Hamid II.
Sultan Abdul Hamid II merupakan sosok pemimpin Daulah Utsmaniyah yang dikenal sebagai sosok pemimpin yang murah hari sekaligus pemberani dalam menghadapi intervensi dan tekanan asing.
Dilansir dari buku Memoar Sultan Abdul Hamid II, sultan yang mulia ini disebut sebagai benteng terakhir Daulah Utsmaniyah. Hal ini berkaitan dengan ketegasan Sultan Abdul hamid II dalam menghadapi pihak-pihak yang hendak merobohkan Utsmani dan mencaplok wilayah kekuasaan Islam.
Kisah yang cukup populer tentang Sultan Abdul Hamid II adalah saat ia menolak permintaan tokoh pendiri negara Zionis Israel, Theodore Hertzl. Saat itu, Hertzl meminta agar sultan memberikan sebagian wilayah yang dikuasainya di Palestina untuk bangsa Yahudi. Meski Hertzl membawa iming-iming berupa materi yang berlimpah, Sultan Abdul Hamid II menolak mentah-mentah permintaan Hertzl.
"Selama aku masih hidup, tak akan kubiarkan siapapun merampas tanah kaum muslimin," demikian perkataan Sultan Abdul Hamid II yang dikutip dari buku Memoar Sultan Abdul Hamid II.