Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Gereja Sudut Kota

30 Oktober 2014   07:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:12 8 0
Angin malam
Cahaya Bulan
Dan Lampu-lampu mercury kota
Dermaga Mandar datang melayat sepi
Sepi dalam relung jiwa ini
Sedang
Cahaya bertebaran tak beratur
Baur warna-warni hayati
Di Dermaga ini
Di sudut kota ini
Di bawah lampu remang-remang dan cahaya bulan
Ribuan senyum kepiluan
Gereja ini saksi,
di sudut ini,
purnama tak pernah datang
Hanyalah bayang-bayang ketakutan
Sepi nan gelap tanpa cahaya cinta datang
Tanpa restu, dan hanya air mata
Menetes
Berderai
Berkeping-keping
Meleleh
Kering dan akhirnya hilang tanpa rasa salah
Sedang sepi dan takut tak kunjung sirna
Aku
Dia dan kita
Purnama, bintang dan mercury sudut kota ini
Entah kapan berdamai dalam satu sinar
Satu hati
Satu jiwa dan raga atas nama manusia
Atas nama bangsa
Atas nama cita-cita keindahan
Bagai pelangi-pelangi yang indah karena cahaya-cahaya pembedanya
Warna-warni adalah keindahan,
Bukan petaka
Tetapi
Gereja sudut kota ini
Maafkanlah Aku
Maafkan setapakpun langkah kakiku
Aku bukanlah siapa yang percaya kebodohan
Bodoh karena keyakinan terbatas
Berhenti di satu titik
Kebenaran yang muntak nan abadi
Mafkanlah
Berdamailah
Oh Indonesiaku di Mandar !
Aku bukan cahaya dan angin malam.
Mandar Majene, 29 Oktober 2014

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun