Tasawuf adalah salah satu cabang dalam disiplin ilmu keislaman yang pernah berkembang pesat teruatama pada abad ke 13. Tasawuf yang oleh Peter Avery dikatakan bertujuan memperteguh kembali jiwa masyarakat muslim di zamannya yang mulai rapuh, takkala pembantaaian dan penjarahan besar-besar yang dilakukan oleh bangsa Mongol kemudian menyebar-luaskan rasa pesimis dan membuat orang islam kehilangan rasa percaya diri pada kekuatan terpendam yang dimilikinya dan agama yang dianutnya. Namun sayang, melalui perjalanan waktu yang panjang dan perholakan khilafah yang melelahkan intisari tasawuf kian tersembunyi. Demikian juga tujuantujuan positif dari tasawuf kian lama kian dilupakan sehingga yang sampai kepada kita --sebagian melalui jasa orientalis- adalah pengertian yang salah. Tasawuf pun pernah dianggap sebagai penyebab mundurnya umat Islam yang pernah mencapai kejayaan pada masa awal hingga menjelang pertengahan. Tasawuf yang kemudian melembaga sebagai tarekat juga pernah dihubungkan dengan khurafat, pedukunan, klenik atau pemujaan tokoh tarekat yang masih hidupataupun yang sudah meninggal. Padahal semua itu tidak memiliki pertautan dengan tasawuf yang sejati. Tokoh-tokoh tasawuf seperti al-Hallaj, al-Ghazali, al- Qusyairi, Ibn al-Araby, Ibn Sina, Omar Khayyam, Attar, Rumi, Jami', Mulla Sa'di, Suhrawardi, Hamzah Fansuri, dan lain-lain adalah tokoh-tokoh yang berpengaruh besar dalam perkembangan tasawuf, bahkan Islam di Afrika, Turki, anak benua India, kepulauan Nusantara, Timur tengah, Asia Barat, Asia tengah dan Andalusia bahkan diseluruh negeri-negeri muslim lainnya.
KEMBALI KE ARTIKEL