Memang kelaparan satu dua orang adalah potret kecil yang tidak menggambarkan keseluruhan realita. Tetapi di sinilah nalar seorang Indonesia Maju sedang diuji: bagaimana dia mampu menangkap sebuah tragedi dan ironi.
Itu satu hal yang menggelisahkan sebagian besar orang Indonesia. Alih-alih membicarakan soal kemanusiaan, justru yang terlihat adalah kebebalan. Lihat bagaimana pemimpin kita hari ini menyembunyikan niat baik sehingga yang muncul ke hadapan publik adalah sebuah keanehan, ke-tidak-masukakal-an. Kita dibawa jauh dari realita karena tidak pernah tahu jalan mana yang akan dilewati untuk sampai pada tujuan.
Contoh saja, bagaimana Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan justru lebih berfokus pada penanganan pasca-banjir, namun kurang sigap mengantisipasi meski data dan informasi sudah cukup memberitahu potensi datangnya banjir.