Sebagai penulis yang berkecimpung di dunia digital, yakinlah bahwa, konten yang memuat kemewahan atau kekayaan paling banyak diklik, ditonton dan sebagainya. Ditambah lagi pemerannya berasal dari kaum tersohor. Double!
Kan jadi dilema. Pamer saldo itu sesuatu yang kurang berfaedah, eh tapi banyak yang terpengaruh karenanya. Ada yang salut, banyak yang geram.
Lalu, bagaimana melenyapkan hegemoni itu? Haruskah saya menjadi kaya? Hush.
Jawabannya sederhana. Konten si seleb itu jangan diklik atau ditonton. Iya, simple akan tetapi sangat mustahil. Pertama, selain kelakuan mereka bikin penasaran, algoritma media sosial sering menguntungkan postingan mereka untuk nongol di lini masa.
Cara kedua, unfollow atau unsubscribe supaya tak muncul di lini masa. Nah, ini juga sama saja. Di era digital begini tak ada jaminan satu postingan bisa lenyap. Orang lain bisa saja share postingannya, apalagi sudah masuk berita. Tak terhindarkan.
Menurut saya (sebenarnya ini terinspirasi dari twit seseorang), langkah efektif adalah setiap akun harus mempunyai banyak follower di media sosial masing-masing. Kok bisa?
Begini, jumlah follower, tayangan, klik atau engagement sangat mempengaruhi ide orang untuk membuat konten atau postingan. Konten yang paling laku itu kan seringnya hal-hal berbau sensasi. Seleb-seleb bakal memproduksinya terus-menerus, lalu dishare deh sama pengikutnya.
Bayangkan jika seluruh pengguna Twitter di dunia ini punya pengikut minimal 10 ribu akun. Orang-orang pasti terpacu untuk memproduksi postingan atau konten secara otentik. Ya, dong. Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, kita pasti termotivasi untuk berkarya karena yakin akan dilihat banyak orang.
Akhirnya, orang-orang akan berlomba-lomba membuat karya kreatif. Pasar pun terbelah, tak lagi dimonopoli oleh tema-tema begitu saja. Seleb-seleb pun mau tak mau akan mengubah gaya sensasinya, soalnya sudah tak banyak dicari pasar.
Dan yang tak kalah penting, aktif, aktif, dan aktif. Sebagai pengguna medsos, seringlah mengunggah postingan menarik yang kira-kira bermanfaat, penting, atau edukatif.
Dengan begitu, segmen pasar akan terdesentralisasi. Ke depan, hal berbau nirfaedah akan menyusut drastis. Kamu punya banyak teman yang membagikan informasi. Selanjutnya, unfollow deh seleb-seleb itu. Berjalannya waktu, akun-akun yang agak-agak gimana gitu tuh bakal ditinggalkan.Â