Hujan baru saja berlalu, tapi dinginnya masih tertinggal, menyisakan gigil. Fiuh, otakku bepikir keras. Harus ada cara untuk menghangatkan tubuh. Pandangan mataku lalu tertuju pada meja di sudut kamarku. Ada sebuah pemutar CD di sana.
Hujan baru saja berlalu, tapi dinginnya masih tertinggal, menyisakan gigil. Fiuh, otakku bepikir keras. Harus ada cara untuk menghangatkan tubuh. Pandangan mataku lalu tertuju pada meja di sudut kamarku. Ada sebuah pemutar CD di sana.