Baru baru ini media sosial diramaikan dengan video seorang flight attendant yang menyuapi seorang nenek di dalam pesawat dengan senyuman.
Terlepas dari hal tersebut adalah tanggungjawabnya, sepintas melihat pun, kita bisa merasakan ada ketulusan di sana. Membetulkan hijab, meniup makanan sebelum disuapkan berikut dengan senyuman. Hangat sekali. Aku mendefinisikan bahwa itu bukan hanya bagian dari tanggungjawab. Tapi juga cinta.
Sedikit informasi, nenek tersebut berusia 117 tahun dan sedang dalam perjalanan ke suatu tempat bersama keponakannya yang berumur 60 tahun.
Donny yang sedang bertugas saat itu belum sempat makan. Ditengah memanaskan makanannya sendiri, entah kenapa pikirannya terus menurus tertuju pada sang nenek. Usai memanaskan makanannya, dia memberikannya pada nenek tersebut sekaligus dengan perlakuan yang super manis yang membuat banyak hati terenyuh dan terharu.
Aku bisa membayangkan sendiri bagaimana perlakuan esktra yang harus diberikan agar sang nenek mau percaya pada orang yang baru saja dijumpai dan berniat untuk membantunya.
Kemarin siang, di salah satu stasiun televisi swasta yang dibawakan oleh Desta, Vincent dan Enzy, aku menonton cuplikan wawancara ketiganya dengan pramugara baik ini.
Kurang lebih pertanyaannya memang hanya seputar alasan dibalik kejadian tersebut, tentang kronologisnya sembari sesekali dibumbui dengan obrolan ringan yang bersifat candaan.
Salah satu pertanyaan yang ditanyakan adalah mengapa hal tersebut dilakukan?
Ada satu jawaban yang menurutku sangat menyentuh ya. Selain bagian dari tanggungjawab, Dony mengatakan bahwa satu satunya orang tua yang kini dimiliki hanya ibunya.
Kekhawatiran saat sang ibu bepergian sendiri dan dirinya tidak bisa menemani selalu membayangi. Dengan melakukan hal tersebut, harapannya ketika ibunya bepergian sendiri, akan ada orang baik lainnya yang berkenan untuk melakukan hal yang sama sebagaimana yang dia lakukan.
"Karena saya percaya, apa yang saya tabur, itu juga yang nantinya akan saya tuai."