Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humor

Sobri dan Sopir Angkot

30 November 2010   06:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:10 315 5
Siang hari itu saat matahari sedang lucu-lucunya memberikan kehangatan, Sobri duduk manis di samping pak sopir, di dalam angkot yang yang sedang ngetem menunggu penumpang. Rasa kantuk, lapar, gerah, pusing seakan berkolaborasi menjadi satu menyerang pemuda hitam manis berlesung pipi itu.

Sekian lama menunggu, angkot yang ditumpangi Sobri belum juga berhasil menjaring muatan, hanya ada Sobri dan sang sopir yang sekilas wajahnya mirip Idi Amin mantan presiden Uganda yang lumayan menyeramkan itu. Sesekali sang sopir mengepulkan asap rokok dari mulutnya, bulatan-bulatan asap rokok di udara seakan menari-nari menertawakan Sobri yang masih harus bersabar menunggu sang sopir melajukan angkotnya.

"Mang kapan berangkatnya ni angkot?" Sobri mulai kehilangan kesabarannya, baju seragam putih abunya terlihat basah oleh keringat.

"Bentar ya, jang" ujar sang sopir sambil tersenyum memamerkan giginya yang kuning langsat.

"penumpang angkot sekarang tak sebanyak dulu, sekarang mah orang pada milih naik motor daripada naik angkot" Kata sopir itu sambil mengelap keringat di wajahnya.

"Ya iyalah mang, saya juga kalo banyak duit mah pinginnya beli motor, biar ga ngerasain keselnya ngetem lama" Sobri menyindir sang sopir yang tampak anggun dengan rokok di tangannya.

"He he he.. jang ngeliat wajah ujang, Mamang jadi inget profesi Mamang yang dulu.." Ujar sang sopir dengan wajah serius.

"Memangnya dulu Mamang profesinya apa?" tanya Sobri.

"Dulu Mamang pernah jadi juragan kambing, jang,"

"Terus hubungannya dengan wajah saya apa, Mang" ujar Sobri dengan kesal.

"Yaa.. dulu kalo kambing mamang sedang kesel, mukanya beda tipislah sama Ujang ini.. ha ha ha.. " Tawa sang sopir membahana membuat bibir Sobri yang monyong bertambah kemonyongannya.

"Mang, kemarin saya baca di internet, katanya Omas dinobatkan sebagai orang terjelek kedua di Indonesa lho..." kata Sobri, sesekali matanya melirik ke arah sang sopir yang sedang termenung lamaa.

"Masa sih jang? terus yang nomer satunya siapa?"  sopir itu bertanya dengan penuh keluguan.

"Yaa.. Mamang.." sambil menatap sang sopir, Sobri terlihat menahan tawanya, wajahnya terlihat seperti orang yang tiga bulan belum buang air besar. Hihihi...

"Huh enak aja... Padahal kan sebelumnya situ yang jadi juara bertahan ya.. ha ha ha..." sopir itu tertawa sambil memandang wajahnya sendiri di kaca spion, Sobri pun ikut tertawa melihat tampang sang sopir yang salah tingkah.

"Jang kemarin ada kecelakaan, Mamang melihat dengan mata kepala Mamang sendiri loh" kata sang sopir.

"Ah yang bener, Mang? tanya Sobri belum percaya.

"Iya.. kecelakaan antara motor dengan becak..." dengan tenang sang sopir menghisap rokok kreteknya.

"Terus keadaan mereka bagaimana?" tanya sobri dengan antusias.

"Kepala mereka terpisah satu sama lain, Jang!!!" sopir itu melotot ke arah Sobri.

"Haaah... yang bener Mang?" rasa kaget menyeruak di dada Sobri saat melihat betapa menyeramkannya wajah sang sopir yang berada hanya beberapa inci dari wajahnya.

"Pasti mereka meninggal ya?" lanjut Sobri.

"Ah Enggak juga... ha ha ha..." tawa sang sopir kembali membahana.

"Kok ketawa mang?" tanya Sobri heran.

"Kalo kepala tukang becak sama yang naik motor nempel satu sama lain kan berabe.. ha ha ha ..." ujar sopir itu puas.

Lama sobri berpikir sebelum akhirnya mengerti ucapan sang supir.

"Bener juga ya.. aneh juga kalo kepala mereka nempel, memangnya mereka kembar siam..." Sobri baru menyadari di balik tampang seremnya ternyata pohon asem di sampingnya jago juga bikin lelucon. Hi hi hi..

Setelah sangat lama ngetem angkot itupun akhirnya melaju, walaupun angkotnya sepi penumpang, hanya ada Sobri makhluk imut yang sudi menjadi penumpangnya, tapi sang sopir tetap menampakkan wajah ceria penuh tawa, hal itu membuat Sobri kagum dan terhibur, seakan melupakan sejenak rasa penat di kepalanya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun