Puisi : Edy Priyatna
Sekarang saatnya kita mendengarkan nasihat pemimpin negeri ini
duduk manis dengan berpangku tangan
diawali prakata pembawa acara
yang ikut berpartisipasi memberikan sedikit wejangan
kendati kata-katanya sudah sering kita dengar
Apalagi yang ada di media-media
di koran-koran
di layar-layar
di radio-radio
dan di warung-warung
bahwa kita harus selalu sabar dan sabar
Menginginkan kemudian sampailah sang pemimpin maju ke podium
dengan raut wajah memancarkan wibawa
sorot mata yang tajam mengisyaratkan ketegasan
lalu mulailah beliau mengeluarkan teks pidato
dari kantong baju kebesarannya
Terus sekalian mengeluarkan kaca mata mahalnya
terlihat membaca dengan amat lantang
namun kita semua saling berpandangan
satu sama lain……..
karena kita tidak dapat mendengar suaranya dengan baik
(Pondok Petir, 09 Mei 2013)