9 Desember 2011 02:56Diperbarui: 25 Juni 2015 22:391501
Kepada Saudaraku Bakar Diri di Istana Merdeka Puisi : Edy Priyatna Hari Rabu petang di depan istana Merdeka ketika senja menjadi atap rumah pemimpin tertinggi bangsa kita yang selalu berperkara membuat lelah semua jiwa ditengah habisnya harapan hidup saat berkata dinilai sederhana saat orasi dianggap dusta tak selalu pernah digubris hingga semua kata tak bermakna penguasa telah kehilangan hati kau tiba-tiba hadir dengan ikhlas tanpa senjata tanpa atribut tanpa suara melakukan unjuk rasa bertemankan api meninggalkan suara ragaMungkin sejarah pertama bangsa ini akan bermakna bagi rakyatnya sementara penguasa amat menyayangkan kendati simpati maupun sangat prihatin namun kau telah menyadarkan semua mata negara sudah dalam keadaan kotor dan harus dibersihkanSikap tercela yang kau lakukan membuat semua hormat padamu kau disayangkan karena dia tak tahu makna kau sudah bicara walaupun tanpa suaraSekarang kau tidur terbaring lemah dengan mata tertutup di depan orang banyak dengan matanya terbuka sunyi telah menggugah masalah-masalah penderitaan penganiayaan pembohongan publik penyalahgunaan pendustaan pengkorupsian serta asa-asa negeri yang telah sirna sehingga bermanfaat bagi kemajuan bangsa ini kami berharap kau segera terjaga karena kami ingin menanyakan siapa namamu…….(Pondok Petir, 08 Desember 2011)
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.