Saya tidak yakin bahwa seluruh demonstran penentang kenaikan harga BBM paham apa yang mereka perjuangkan dan suarakan apalagi hitung-hitungan bagaimana pemerintah berusaha agar APBN tidak terbebani dengan subsidi untuk BBM. Sebagian mereka berdemo untuk kesenangan saja, agar adrenalin di tubuhnya megalir deras. Senang bisa ikut kumpul-kumpul dengan orang banyak, teriak-teriak, memanfaatkan momentum "sesaat boleh gila" di tengah jalan. Pastinya jadi kebanggan jika tingkahnya jadi perhatian dan kalo dicuekin maka harus ada inisiatif untuk menarik perhatian penonton baik aparat maupun masyarakat. Bisa dengan menghambat arus lalu lintas, bakar ban, menyandera kendaraan, menerobos barikade aparat, menjebol pagar gedung dan berbuat kerusakan lainnya. Adrenalin mengalir makin deras...
Petugas keamanan tentu juga jenuh jika berjam-jam berjemur hanya untuk nungguin orang-orang yang tengah berteriak-teriak tanpa ada tantangan dan kegiatan yang mengasyikkan. Bermain ponsel ataupun ngobrol dengan teman tentu menjemukan jika terlalu lama. Maka, kalo demonstran mau ngajak main dorong-dorongan, kejar-kejaran, pukul-pukulan, lempar-lempar batu dan gas air mata tentu asyik-asyik aja...
Jadilah arena demonstrasi adalah arena bermain pria-pria dewasa. Permainannya seru dan menantang, dikasih makan dan duit, masuk tivi dan ditonton rakyat se-Indonesia Raya. Asyik!!!