Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Sumpah Pemuda 1928 Tanggung jawab siapa?

25 Oktober 2011   05:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:32 340 0
Bangsa Indonesia akan kembali memperingati Sumpah Pemuda 28 Oktober 2011, berarti telah 83 th Sumpah itu diikrarkan oleh pemuda-pemuda saat itu. Satu Tanah Air, Satu Bangsa dan Satu Bahasa yakni Indonesia. Walaupun saat itu berbeda-beda suku bangsa, topografi, lingkungan sosial, ekonomi dan budaya tapi pemuda-pemuda saat itu memiliki rasa nasionalisme yang kental untuk bersatu padu membangun bangsa dan peradaban dalam satu negara, yakni Republik Indonesia. Kemerdekaan RI tahun 1945 merupakan momentum yang ditunggu-tunggu Sumpah Pemuda 1928, karena bersatu padu akan menghasilkan hikmah dari Tuhan Yang Maha Esa merupakan kedaulatan rakyat yang mutlak bagi seluruh rakyat Indonesia, setelah 3,5 abad dijajah Belanda dan 3,5 tahun dijajah oleh Jepang. Perjuangan demi perjuangan tidak kenal henti telah ditunjukkan oleh Bangsa Indonesia, pembangunan demi pembangun telah dilaksanakan oleh pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia, mulai dari Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie, Gusdur, Bu Mega dan sekarang Pak Beye. Bung Karno telah melahirkan Pancasila sebagai ideologi Negara RI merupakan landasan yang sangat mendasar bagi Pemuda Bangsa Kita dalam menyikapi globalisasi antar bangsa yang cukup kompleks untuk diikuti perkembangannya. Sebagai pelanjut Bung Karno, Pak Harto memiliki khas dalam stabilisasi ekonomi dan politik melahirkan generasi-generasi yang taat akan hukum dan konstitusi berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, selama 32 tahun memerintah, Negara RI sangat stabil di Asia dan pernah masuk salah satu Macan Asia disamping Jepang dan Korea Selatan. Generasi muda pada zaman Pak Harto diarahkan untuk menjadi pengusaha-pengusaha yang handal agar siap bersaing dengan negara-negara lain. Pak Habibie sebagai pelanjut Pak Harto lebih menekankan kepada kualitas suatu bangsa berupa value added nilai tambah terutama pada Sumber Daya Manusia agar dapat mengelola kekayaan alam Indonesia yang besar ini menjadi lebih besar dan produktif dengan melahirkan produk-produk yang bermutu tinggi dengan tingkat efisiensi yang tinggi pula. Pemuda-pemuda diarah untuk fokus terhadap nilai-nilai akademis. Gusdur adalah tokoh yang penting dalam ke-anekaragaman, selama mendapatkan amanah sebagai mandataris MPR/DPR beliau memberikan terobosan untuk keadilan kemanusiaan terutama bagi minoritas, masyarakat Tionghoa salah satu masyarakat yang mendapatkan kedudukan yang penting sampai sekarang, yang sebelumnya dipinggirkan. Pemuda-pemuda saat itu diarahkan untuk menghormati dan menghargai ke-Bhinekaan Tunggal Ika, keragaman sosial ekonomi dan budaya bangsa. Dalam pemerintahan Bu Mega menekankan pembangunan untuk wong cilik, memperhatikan masyarakat-masyarakat pinggiran yang termarjinalisasikan oleh perkotaan atau oleh kebijakan pusat maupun daerah. Generasi muda dalam masa pemerintahan Bu Mega ditempatkan untuk menjadi pembela-pembela wong cilik, seperti kaum miskin, yatim piatu dan lain-lain. Sedangkan pada masa Pak Beye, generasi muda diarahkan untuk selalu mempertahankan 4 pilar Negara RI: Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (RI) dan Bhinneka Tunggal Ika. Dari ke-6 kepala Negara yang pernah memimpin bangsa Indonesia merupakan satu kesatuan yang utuh walaupun ada kelebihan dan kekurangan masing-masing selama memimpin Negara RI. Kalau boleh saya susun menjadi formula dalam satu nafas adalah Sumpah Pemuda 1928 telah melahirkan Landasan Dasar Pancasila  dengan tingkat stabilitas sosial ekonomi politik dan budaya didukung oleh Sumber Daya Manusia yang handal yang menekankan rasa hormat dan rasa menghargai sesama bangsa tetap memperhatikan wong cilik secara mutlak mempertahakna 4 pilar Negara RI. Pertanyaannya dengan fokus pembangunan seperti hal diatas  dan Sumpah Pemuda 1928 yang telah 83 tahun yang lalu dengan permasalahan seperti :

  1. masih banyaknya pembangunan yang tidak merata;
  2. masih banyaknya peraturan dan kebijakan pusat dan daerah yang tidak pro rakyat;
  3. masih banyaknya kemiskinan, susah mencari kebutuhan dasar yang murah;
  4. perlindungan TKI yang lemah;
  5. wilayah-wilayah terdepan yang berbatasan dengan negara-negara tetanga yang kurang diperhatikan;
  6. kebijakan impor yang tidak mendukung hasil pertanian dan industri kecil serta kemandirian bangsa;
  7. masih banyaknya pengangguran, kesempatan bekerja yang makin sempit;
  8. masih banyaknya koruptor dibanding orang yang bersih dan idealis.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun