Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Filsafat Hidup: Memulai dari Hal Kecil

14 Juli 2011   06:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:41 827 1
"Great opportunities to help other seldom come, but small ones surround us every day."

Sangat jarang kita kedatangan kesempatan luarbiasa untuk membantu orang lain, tetapi kita menemukan hal yang kecil-kecil setiap hari._Sally Koch

Dari kecil kita sudah di ajarkan untuk belajar bagaimana memberi, semua orang juga sudah di takdirkan memiliki sesuatu utuk diberikan kepada orang lain (Islam; shodaqoh), dari mulai senyuman, barang atau jasa, mesipun harus diakui tidak ada satu orangpun yang bisa memberi apa saja yang diminta orang lain. Karena itu , urusan memberi atau tidak memberi, lebih banyak berkaitan dengan masalah Filsafat hidup yang kita pedomani, ketimbang kaitannya dengan mempunyai atau tidak mempunyai.

Dalam hal ini, kita bisa temukan bahwa filsafat hidup yang dipedomani orang lain itu antara lain:

-Ada orang yang memedomani filsafat hidup dengan mengambil, mengisap, mencuri dan seterusnya.

-Ada orang yang memedomani filsafat hidup dengan menerima, menunggu diberi, mendapatkan dan seterusnya.

-Ada orang memedomani filsafat hidup memberi, membantu, melayani dan seterusnya.

Teman-teman, apapun filsafat hidup yang kita pedomani, semuanya adalah pilihan kita, bukan pilihan siapapun. Filsafat hidup yang paling bagus adalah filsafat hidup "memberi" dan "melayani" apapun bentuknya. Memberi adalah jalan untuk diberi lebih banyak. Abraham Lincoln mantan presiden Amerika yang termasyur pernah mengatakan : Didunia ini tidak ada orang yang lebih mulia selain karena dirinya memberi. Nabi Muhammad berpesan : bahwa tangan diatas (memberi) akan selamanya lebih baik dari tangan dibawah (menerima). Nabi Isa / Yesus kristus :...Berilah maka kamu akan diberi, ketuklah maka pintu akan dibukkanan untukmu.

Temuan psikologi mengatakan bahwa orang yan memberi jauh lebih bahagia dibanding dengan orang yang diberi.

Melayani juga tidak kalah pentingnya dengan sikap/habits memberi, Mahatma Gandhi seorang bapak India pernah mengatakan :"...The best way to find yourself is to lose yourself in the service of others_...Cara terbaik untuk mengetahui diri anda adalah menenggelamkan egoisme anda dalam melayani orang lain".

Selain bisa meningkatkan pengetahuan kita tentang diri kita, melayani orang lain dapat meningkatkan pengetahuan kita tentang diri orang lain. Menurut pakar kecerdasan emosi (EQ), melayani orang lain dapat meningkatkan kemapuan kita dalam ber-empati, yang merupakan salah satu pilar kecerdasan emosi, Daniel Goleman menyarankan :

-Undesrstanding others : Belajarlah menangkap isi perasaan dan pikiran orang lain dalam setiap masalah yang dihadapi.

-Service Orientations : Belajarlah memberikan pelayanan yang dibutuhkan orang lain

-Developing Others : Belajarlah memberikan masukan-masukan yang positif

-Leveraging diversity : Belajarlah mengambil memfaat dari perbedaan anggota tim, bukan menciptakan masalah dari perbedaan.

-Polical Awareness : Belajarlah memahami aturan main dalam interaksi kita dengan orang lain

Pada intinya terlepas dari ajaran/doktrin agama manapun, bahwa dengan mengembangkan habitus "memberi dan melayani" maka sedikit demi sedikit akan membawa perubahan besar dalam setiap sisi kehidupan manusia. Karena, tidak bisa kita pungkiri bahwa kita manusia lebih senang diberi dan dilayani ketimbang memberi dan melayani, mari kita belajar dari teladan tokoh-tokoh besar agar hidup kita lebih bermakna untuk orang lain.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun