Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Pak SBY, Sowan-lah Kepada Emir Qatar

27 Juni 2013   09:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:21 1223 4

“The emir of the small but economically strong Gulf state of Qatar, a major diplomatic broker that has played a key role in the Arab spring, is set to transfer power to his son in a first for the Arab world”.**www.news.com.au**

“Qatar's Emir, Sheikh Hamad Bin Khalifa Al Thani, Transfers Power To Crown Prince Sheikh Tamim “www.huffingtonpost.com

Marhaba

Kemarin seluruh dunia melirik ke Qatar, negeri “liliput” by geografi tapi “raksasa” by  income ini menorehkan  sejarah dengan beralihnya tampuk kekuasaan (Emir-Raja) secara “adat dan kekeluargaan” dari Ayahanda Emir Sheikh Hamad bin Khalifa Al-Thani (61th) kepada Putra Mahkota Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani (33th). Ini peristiwa besar dan tidak main-main, seminimal-nya seluruh resident (penduduk) kejatuhan “rezeki” libur nasional (relax euy) selama 1 hari. Sebagai orang Indonesia yang tinggal dan bekerja di Qatar - saya penasaran, apa respon Istana Merdeka dalam hal menanggapi peralihan kekuasaan di Qatar ini. Loh, emang apa urusannya dengan Qatar? Nah begini urusannya why harus direspon dan ini very very important thing…., taal.

Pak SBY Jangan Meremehkan Qatar Please

Selama menjabat Presiden 2x sejak 2004 s.d 2013 sekarang, Pak SBY tercatat cuman 1 x doang berkunjung resmi ke Qatar yakni tahun 2005, setelah itu tidak ada at all. Padahal banyak potensi/manfaat/peluang yang  bisa didapat dari intens-kuat-eratnya hubungan bilateral Qatar-Indonesia. Gambarannya sbb:

1.Tenaga Kerja Profesional – Semi Skilled – Un Skilled

FYi, Qatar mulai merekrut secara resmi tenaga kerja profesional sector oil& gas dari Indonesia sejak tahun 1998. Rekrutmen ini tentu saja mendapat restu dari Emir Qatar Sheikh Hamad bin Khalifa Al-Thani. Juga perekrutan tenaga kerja semi-skilled (labour-contractor) dan un-skilled (pranata rumah tangga-khadama-maids).

Pak SBY harus sadar bahwa selama ini dirinya gagal mengurangi level pengangguran yg berujung kemiskinan, jika Pemerintahan SBY dan koordinasi swasta tidak mampu menciptakan lapangan kerja, maka alternatifnya adalah mengirimkan "surplus" angkatan kerja ke LN alias ke negara yang membutuhkan. Nah, Qatar adalah Negara yang sedang booming ekonomi dan infrastructurenya, bayangkan The Super Rich Qatar saat ini membutuhkan ribuan engineer dan pekerja untuk membangun dan maintaining semua sector especially oil dan gas dan industry hilir-hulunya. Pak SBY harus tanggap dong ah, lelet amat sih.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun