Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

CM 1- (mimpi) Terbang with Garuda Airlines

29 April 2013   09:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:26 621 4
Marhaba

Bulan Maret lalu saya sekeluarga liburan ke tanah air. Mudik kali ini cukup akbar, karena saya melepaskan gelar sebagai “Bang Toyib” karena sudah 3 tahun gak pulang, kali ini pulang atas nasehat teman2 dan niat utamanya kerinduan akan ayah-ibunda di kampung halaman. CM-Catatan Mudik; saya sudah menyiapkan sekian tulisan selama liburan yang akan direportasikan kepada rekan kompasianer sekalian, taal.

Jalur Gemuk Indonesia-Negara Arab Teluk(GCC)

Arab GCC Countries-Gulf Cooperation Council (a.k.a.-Negara Arab Teluk); Arab Saudi, Qatar, UAE, Bahrain, Kuwait, Oman - terkenal dengan sebutan negeri petrodolar , yakni negeri yang bermandikan kekayaan atas minyak dan gas alam yang melimpah-ruah. Khusus Qatar-UAE; negeri dimana hutang pribumi ditanggung oleh negara jika ybs wafat, kerajaan Arab Saudi paling kaya, tapi masih belum berhasil bikin makmur dan happy rakyatnya seperti halnya pribumi Qatar-UAE.

Indonesia sangat lebih kaya-raya tapi apa lacur, ditipu dan dikadalin oleh SBY (+presiden2 sebelumnya) dan begundalnya, hehe.

Negara Arab Teluk juga tempat bermukim dan bekerja ribuan warga asing multi ras asal penjuru dunia; asia, eropa, afrika, amerika-latin, australia. Mobilitas migrasi sangat besar “in/out” GCC karena economic booming of oil and gas project, mobilitas ini sungguh prospek laba luar-binasa bagi bisnis penerbangan.

Kompasianer yg budiman bisa imajikan; berapa profit yang “ditanduk” oleh 3 maskapai pemain utama asal GCC: Qatar Airways, Etihad, Emirates. 3 maskapai ini tiap hari melayani ribuan passengers baik WNI(jamaah umroh/tki/tkw/turis)  maupun foreigners(worker/businessmen/tourist)  tujuan GCC-Indonesia (Jakarta-Denpasar) plus GCC-seluruh dunia, 1 day bisa angkut ribuan penumpang saudara-saudara..!

Potensi 500ribu Jamaah Umroh dan WNI di GCC

Konsentrasi WNI yang tinggal dan bekerja di GCC adalah di; Arab Saudi, Qatar dan UAE. Sisanya tersebar di Kuwait, Bahrain dan Oman.Di Qatar sendiri ada sekitar 35 ribu jiwa WNI, jika semua WNI yang tersebar di GCC dijumlahkan, taksirlah mendekati 200ribu jiwa.  Potensi dari jamaah umroh dalam negeri lebih besar 2,5 x lipat; mencapai 500,000 dibagi 10 bulan (2 bulan full musim haji), maka didapat angka 50,000/bulan , 50,000/30 hari = 1,666 jamaah yang berangkat tiap hari, artinya  pesawat Airbus kelas A340-300 bisa 5x berangkat dari Bandara Soetta setiap hari..!

Tragisnya, ribuan jamaah umroh ini departure/arrival dengan; Qatar Airways, Etihad dan Emirates..! what a  profit, right..?

Kapan Garuda Buka Jalur Terbang ke Negara Arab Teluk(GCC)?

Kapan-kapan? Hehe, saya curiga indikasi Otoritas penerbangan baik kementrian terkait (begundalnya SBY) dan manajemen “Garuda Airlines” disuap-bungkam sehingga tidak berdaya membuka jalur Indonesia-GCC. Make sense ndak? Kan aneh tapi nyata, Garuda bisa buka jalur Jkt-Amsterdam, tapi tidak mau buka jalur ke  Negara Arab Teluk?

Fakta dan indikasi lainnya adalah sbb:

1.Diplomasi dan politik luar negeri SBY  gagal total.

2.SBY dan jajarannya malas dan kerepotan ngurusin partai yang korup.

3.Selama 5 tahun terakhir, SBY tidak pernah berkunjung ke GCC.

4.Manajemen Garuda Indonesia makan gaji buta minus prestasi.

5.Banyak pilot Indonesia alumni Garuda yang bekerja untuk 3 maskapai GCC tsb.

Memang, @garuda-indonesia.com, dibentangkan jalur ke Middle East; Jeddah-Abu Dhabi-Muscat, tapi itu semua hanya kamuflase/tipu daya, selama bertahun2 di GCC, “kami” WNI tidak pernah naik Garuda karena tidak tersedia layanan terbang tersebut, padahal kami ini nasionalis tulen bertekad membantu ekonomi negara tercinta Indonesia. Yang ada, Garuda menumpang/sharing dengan raksasa Etihad van Abu Dhabi. Doodool luh manajemen Garuda Airlines..!

Ketemuan Mohamed dan Pak Sugeng JT

Saya ketemu dan bercanda dengan si imut ini ketika iseng menunggu keberangkatan di Doha Airport, namanya Mohammed, dia bersama Ibu dan big sisternya, mereka asal Syria yang akan terbang ke Australia.

Juga ketemuan dengan teman lama di pesawat, Pak Sugeng juga akan pulang melihat anaknya yang sedang belajar di pondok pesantren di Solo, saya sudah 3 tahunan gak ketemu dengan Pak Sugeng sejak beliau pindah berdinas ke Chevron Jubail Arab Saudi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun