[caption id="attachment_118229" align="aligncenter" width="680" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]
PULANG kampung ke rumah mbah Kung selalu saja ada cerita. Setelah sekian lama meninggalkan kampung halaman (termasuk halamannya pak Kampung) selalu ada kenangan yang tiba-tiba ikut terjaga dari tidurnya. Juga rumpun bambu yang masih saja rimbun di utara rumah mbah Kung ini. Suara berjuta daunnya yang saling bergesek karena keanginan, melahirkan desis yang melankolis.
Selebihnya, rumah tua itu tetapkan sama; di depan musholla ada berderet kembang 'kuping gajah', 'sri rejeki' sampai 'beras kutah'. Ia adalah sekadar nama bunga, walau yang mbah Kung suka hanyalah daunnya. Kuping gajah; berdaun hijau tua dengan garis-garis seperti sungai mengalir ke segala arah. Sri rejeki; lebih ramping penampilannya, rupanya dietnya berhasil. Beras kutah; agak ramping juga, dengan taburan warna putih di sekujur daunnya. Laksana beras tumpah.
KEMBALI KE ARTIKEL