Mohon tunggu...
KOMENTAR
Artificial intelligence

Dampak AI (Artificial Intellegence) dalam Bidang Pertahanan

19 Juli 2024   13:55 Diperbarui: 19 Juli 2024   14:03 7 0

  • AI adalah bentuk teknologi yang memungkinkan mesin untuk melakukan tugas-tugas yang biasanya memerlukan fungsi kognitif seperti manusia, seperti memahami bahasa lisan, membuat keputusan, dan mengubah antar bahasa yang berbeda. Berbeda dengan perangkat lunak konvensional yang beroperasi berdasarkan pemrograman eksplisit dan aturan tetap untuk mengeksekusi tugas-tugas tertentu, AI berbeda. Sistem AI menggunakan algoritme pembelajaran mesin yang memungkinkan mereka untuk mengolah data, belajar darinya, dan secara bertahap meningkatkan kemampuan mereka dari waktu ke waktu.

  • Di era sekarang ini terdapat berbagai manfaat yang diperoleh dengan penggunaan AI khususnya di bidang pertahanan. Namun selain manfaat yang diperoleh, ternyata tersembunyi potensi ancaman atau resiko  yang harus diwaspadai dalam penggunaan AI. Berikut ini dampak positif dan dampak negatif penggunaan AI di bidang pertahanan.

Dampak Positif

  1. Peningkatan Efisiensi Operasional. AI digunakan untuk meningkatkan kemampuan analisis data intelijen, memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat. Misalnya, sistem AI dapat memproses dan menganalisis data dari berbagai sumber, seperti citra satelit dan komunikasi, untuk mendeteksi ancaman potensial lebih awal.  RAND Corporation (2023) menyatakan bahwa penggunaan AI dalam analisis intelijen dapat mengurangi waktu yang diperlukan untuk menilai situasi dari beberapa hari menjadi hanya beberapa jam.

  2. Pengembangan Sistem Senjata Cerdas. Contohnya dalam pembuatan Autonomous weapons systems (AWS) yang menggunakan AI untuk menentukan dan menyerang target tanpa intervensi manusia. Misalnya, drone tempur yang dilengkapi dengan algoritma AI untuk navigasi dan penargetan. Dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) (2023) menunjukkan bahwa negara-negara seperti Amerika Serikat dan Rusia telah mengembangkan dan menguji drone militer otonom dengan kemampuan AI yang canggih.

  3. Peningkatan Keamanan Siber. AI digunakan untuk mendeteksi dan merespons ancaman siber secara real-time. Sistem ini dapat mengenali pola serangan yang tidak biasa dan mengambil tindakan pencegahan sebelum serangan tersebut dapat merusak infrastruktur penting. Dari Cybersecurity Ventures (2023) menyebutkan bahwa AI-driven cybersecurity tools telah berhasil mencegah ribuan serangan siber di sektor pertahanan selama tahun 2022.

Dampak Negatif

  1. Ketergantungan pada Teknologi.  Ketergantungan yang berlebihan pada sistem AI dapat menyebabkan masalah jika sistem tersebut mengalami kegagalan atau diretas. Contohnya, jika sistem pertahanan rudal otomatis terganggu, ini dapat mengakibatkan kegagalan pertahanan yang signifikan. Penelitian dari Center for a New American Security (CNAS) (2023) menunjukkan bahwa ketergantungan yang berlebihan pada AI dalam pertahanan dapat meningkatkan risiko terhadap serangan siber dan kegagalan sistem.

  2. Etika dan Legalitas Penggunaan AI.  Penggunaan AWS menimbulkan dilema etis tentang siapa yang bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat oleh mesin, terutama jika terjadi kesalahan yang mengakibatkan korban jiwa.  Artikel dari International Committee of the Red Cross (ICRC) (2023) menekankan pentingnya regulasi internasional untuk penggunaan senjata otonom yang dikendalikan AI, guna memastikan kepatuhan terhadap hukum humaniter internasional.

  3. Peningkatan Potensi Perang Asimetris.  Negara atau kelompok non-negara dengan akses ke teknologi AI dapat menggunakannya untuk menyerang negara yang lebih kuat dengan cara yang tidak konvensional. Misalnya, penggunaan drone otonom oleh kelompok teroris untuk melakukan serangan terhadap target sipil atau militer.  Laporan dari United Nations Institute for Disarmament Research (UNIDIR) (2023) menunjukkan bahwa penggunaan AI dalam konflik asimetris meningkat, dengan risiko yang signifikan terhadap keamanan global.

Kesimpulan

Penggunaan AI dalam bidang pertahanan menawarkan banyak manfaat, seperti peningkatan efisiensi operasional, pengembangan sistem senjata cerdas, dan peningkatan keamanan siber. Namun, juga terdapat risiko yang harus dikelola dengan hati-hati, termasuk ketergantungan teknologi, dilema etis, dan peningkatan potensi perang asimetris. Penting bagi para pembuat kebijakan dan praktisi pertahanan untuk terus memantau dan mengembangkan regulasi yang tepat guna memaksimalkan manfaat dan meminimalkan risiko dari teknologi ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun