buat ADL
saat sebuah tonggak patah
kepada siapakah patahan akan mendesah
ia terbang bersama remang malam dan kunang-kunang
menyumbat aorta dan para-para rumah
ke manakah kualirkan lagi darahku
yang kini meronta dan membeku
bersama pohon-pohon pisang yang kering berdebu
aku bertarung bergulat menghempaskan waktu
saat sebuah tonggak patah
kepada siapakah patahan akan mendesah
bersama rasa sakit yang begitu melecut
yang tak mudah lagi hilang sejumput demi sejumput
biarlah di sini kusapa angin barat
menghembus mengiringi matahari yang makin tua
dari tanah Sumba yang terbakar kumadahkan baris-baris cinta
kuruapkan kasih sayang kepada angin panas mangsa ketiga
Semarang, 2011
Puisi ini saya tulis sebagai dukungan saya kepada penggalangan koin untuk Pak Agus Dapa Loka (ADL). Agust Dapa Loka adalah kompasianer yang berprofesi sebagai guru SMA Anda Luri Waingapu, Sumba Timur, NTT. Dia kini membutuhkan kepedulian dari para Kompasianer dan para pembaca semua. Alumni Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP (sekarang Universitas) Sanata Dharma, Yogyakarta ini kakinya terpaksa diamputasi karena kecelakaan sepeda motor pada 10 Mei 2009. Kini dia merasakan sakit berkepanjangan karena menderita infeksi tulang. Meski demikian, semangatnya yang tinggi tetap mengabdi sebagai guru. Mari dukung penggalangan KOIN UNTUK AGUST DAPA LOKA. Baca update tentang penggalang koin di sini. Baca juga tulisan yg berkaitan di sini.