Sebagai guru bahasa Inggris, penerjemah dan copy-writer, yang sehari-hari bergumul dengan bahasa Inggris, saya masih sering galau bila berhadapan dengan ‘it’ dan ‘they’; dua dari sekian kata ganti (pronouns) dalam bahasa Inggris. Betapa tidak, sebagai kata ganti, ‘it’ tidak punya padanan yang pas dalam bahasa Indonesia; sementara ‘they’, manakala menggantikan benda jamak, tak enak pula diterjemahkan sebagai ‘mereka’ dalam bahasa Indonesia.
Mari kita simak contoh di bawah ini.
#1 We need another set of computer. It is for the new department (kita perlu satu set komputer lagi. Komputer itu untuk departemen yang baru).
#2 The city has a modern transport system. It will be in operation this year (kota ini memiliki sistem transpor modern. Sistem transpor itu akan beroperasi tahun ini.)
Dalam bahasa Indonesia, kita terpaksa mengulang kata ‘komputer’ (untuk contoh #1) dan ‘sistem transpor itu’ (untuk contoh #2) untuk subjek kalimat kedua karena terasa tak pas bila digantikan dengan kata ‘itu’.
# 3 A baby learns the meanings of words as they are spoken by others and later uses them in sentences. (Seorang bayi belajar arti kata-kata baru manakala kata-kata tersebut diucapkan oleh orang lain dan kemudian menggunakan kata-kata baru tersebut dalam kalimat).
Kalau kita bersikeras menerjemahkan ‘they’ dan ‘them’ dengan ‘mereka’, maka kalimat itu akan berbunyi : “Seorang bayi belajar arti kata-kata baru manakala mereka diucapkan oleh orang lain dan kemudian menggunakan mereka dalam kalimat”. Pembaca pasti akan kebingungan menelan makna kalimat ini.
#4 Some parents prefer to send their children to private schools because they believe they offer better education.
Ada dua kata ‘they’ dan satu kata ‘their’ dalam kalimat di atas. Apa makna dari masing-masing ‘they’ dan ‘their’ tersebut? Parents, children, ataukah ‘private schools’?
Mari kita terjemahkan kalimat di atas dengan menggantikan ‘they’ dan ‘their’ sebagai ‘mereka’ :
“Sejumlah orang tua lebih suka mengirim anak-anak mereka ke sekolah-sekolah swasta karena mereka percaya mereka menawarkan pendidikan yang lebih baik”.
Bila penerjemahan hendak dibuat lebih luwes dan bebas ambiguitas (terutama ketika memaknai kata ‘mereka’) maka kita akan menyunting kalimat tersebut menjadi : “Sejumlah orang tua lebih suka mengirim anak-anak mereka ke sekolah-sekolah swasta kerena mereka percaya sekolah-sekolah swasta menawarkan pendidikan lebih baik”.
Sekali lagi, dalam bahasa Indonesia, kita tidak bisa menghindarkan perulangan kata ganti.
SIA SEBAGAI PENGGANTI ‘IT’, SERIA SEBAGAI PENGGANTI ‘THEY’
Bahasa Indonesia memang tidak memiliki kata ganti untuk benda ketiga tunggal sebagaimana bahasa Inggris yang diwakili oleh ‘it’, dan karenanya, bentuk jamak ‘it’ yakni ‘they’ terpaksa diterjemahkan sebagai ‘mereka’ yang belum enak didengar.
Itulah sebabnya, untuk bahasa Indonesia, saya mengusulkan kata ‘sia’ sebagai pengganti ‘it, it, its’, dan kata ‘seria’ sebagai pengganti ‘they, them, their’. Kata ‘seria’ belum ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sementara kara ‘sia’ digunakan sebagai nama lain dari ikan badar. Kata ‘seria’ digunakan sebagai pengganti kata ‘mereka’. ‘Mereka’ merujuk pada manusia, ‘seria’ merujuk pada benda.
Dengan diperkenalkannya ‘sia’ dan ‘seria’, maka contoh-contoh kalimat di atas bisa diterjemahkan sebagai berikut :
#1 We need another set of computer. It is for the new department (kita perlu satu set komputer lagi. Sia untuk departemen yang baru).
#2 The city has a modern transport system. It will be in operation this year (kota ini memiliki sistem transpor modern. Sia akan beroperasi tahun ini.)
#3 A baby learns the meanings of words as they are spoken by others and later uses them in sentences. (Seorang bayi belajar arti kata-kata baru manakala seria diucapkan oleh orang lain dan kemudian menggunakan seria dalam kalimat).
#4 Some parents prefer to send their children to private schools because they believe they offer better education.
(Sejumlah orangtua lebih suka mengirim anak-anak mereka ke sekolah-sekolah swasta karena mereka percaya seria menawarkan pendidikan yang lebih baik).
DIA DAN DIRA
Lalu, bagaimana pula dengan ‘he’ dan ‘she’ yang dalam bahasa Indonesia sama-sama digantikan dengan ‘dia/ia’? Mungkin tiba pula saatnya bagi bahasa Indonesia untuk memperkenalkan kata baru untuk membedakan dua kata ganti orang ketiga tersebut. Saya mengusulkan ‘dia’ untuk menggantikan ‘he, his, him’, dan ‘dira’ untuk menggantikan ‘she, her, her’.
Inilah contohnya :
-He has a car, she has a house = Dia punya mobil, dira punya rumah.
-His car is expensive, her house is big = Mobilnya mahal, rumahnya besar.
Dengan kata pembeda itu, ‘he/him/his/she/her/her’ yang selama ini menimbulkan ambiguitas bila diterjemahkan sebagai ‘dia’, akan menjadi jelas. Tidak perlu lagi kita menulis :
-Dia (laki-laki) memiliki sebuah mobil, dia (perempuan) memiliki sebuah rumah.
-Mobilnya (laki-laki) mahal, rumahnya (perempuan) besar.
Apakah akhiran ‘nya’ di belakang kata benda yang menyatakan kepemilikan berpeluang pula untuk dibedakan berdasarkan jenis kelamin pemiliknya? Sangat mungkin. Biarlah akhiran ‘-nya’ di belakang kata benda mewakili ‘his’, dan kita usulkan akhiran baru, yakni ‘-nyi’ untuk mewakili ‘her’.
Jadi, dari contoh kalimat-kalimat di atas, kita dapatkan penerjemahan begini :
-He has a car, she has a house = Dia punya mobil, dira punya rumah
-His car is expensive, her house is big = Mobilnya mahal, rumahnyi besar.
Contoh lain :
Both David and Jenny have a dog. He always feeds it properly but she tends to let her dog find its own food = David dan Jenny sama-sama punya anjing. Dia selalu memberi makan sia dengan baik tetapi dira cenderung membiarkan anjingnyi mencari makanan sia sendiri.
Mohon tidak bingung; ‘anjing’ dalam bahasa Inggris digantikan dengan ‘it, it, its’.
Selamat hari Minggu!