Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Novelet: Perempuan Yunani dan Guru Privat Bahasa Indonesia (8)

27 Oktober 2011   04:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:27 516 5

EPISODE 7 BISA DIKLIK DI SINI

Aku segera turun dengan lift ke tempat parkir motor. Ketika hendak membuka kunci stang motor, HP di saku berdering. Dari Eleni.

“Rodi……..kembalilah ke apartemenku. Aku mau kita menyelesaikan apa yang kita mulai tadi!” suara Eleni bergetar di telepon.

Aku tak perlu merasa harus tahu apa yang ia maksud. Aku melesat kembali ke lift dan naik ke lantai 12. Ketika membuka pintu, Eleni langsung menarik tanganku dan mendekapku hebat dan memagut bibirku penuh hasrat.

“Aku menyesal terlalu banyak pertimbangan beberapa menit lalu. Aku bukan lagi elang tanpa sayap. Kau juga bukan elang tanpa saya. Sayap kita masing-masing telah tumbuh subur. Kita akan terbang tinggi,” desah Eleni di sela-sela serbuannya. “Itu kamarku. Ranjangku! Bawa aku ke sana!”

“Okay, Eleni! Asal kau tidak minta dibopong!” kataku.

Eleni sekali lagi menarik kuat lenganku mengikuti gerakannya menuju ranjang itu. Sambil menutup pintu kamar ia mendesis, “Cumbulah aku. Ucapkan kata-kata cinta dalam bahasa Indonesia dan kau nanti akan dengar kata-kata cinta dalam bahasa Yunani”

Dan kami terbang bersama-sama; sepasang elang dengan sayap yang baru tumbuh, di langit yang penuh gelora.

***

Jam di meja kamar Eleni menunjukkan pukul 4 pagi. Kami telah menjelajahi langit dan mereguk hasrat dahsyat. Kepala Eleni terdampar di dadaku.

“Kenapa kita lakukan ini, Eleni?” tanyaku.

“Perlu dijawab?” tanya balik Eleni.

“Ya, aku perlu tahu. Karena aku yakin ini bukan cinta”

Eleni tersenyum. “Kamu benar, ini bukan cinta. Sebenarnya ini cara kita menyelamatkan perkawinan masing-masing”

Aku mencoba menatap Eleni. Ia menengadah dan mengisyaratkan agar aku memberinya kecupan kecil di bibir.

“Aku sangat mencintai Alexandrous. Aku ingin ia kembali padaku. Aku tak ingin ia merasa bersalah. Ia harus tahu akupun melakukan kesalahan dan dosa yang sama. Klop!”

“Astaga!”

“Kok astaga?”

“Padahal….”

“Padahal apa?”

“Padahal aku mengira kita lakukan ini karena kau mencintai aku?” ujarku, takut salah bicara.

“Rodi, tidakkah kau mencintai istrimu?”

“Entahlah, aku merasa Trista tidak mencintaiku. Itulah yang membedakan situasimu dan situasiku. Trista tidak menganggap aku sebagai suami hebat yang layak dibanggakan. Ia tidak membutuhkan aku,” kataku.

“Aku yakin ia akan berubah. Percayalah ia akan kembali padamu, akan lebih mencintaimu!”

“Eleni! Bagaimana aku harus bilang. Aku mencintaimu!”

Eleni hanya menyungging senyum, bangkit dan membungkus tubuh dengan selimut.

“Kita lihat saja nanti. Yang lebih harus kita pikirkan adalah apakah kita akan berterus terang pada Alexandrous dan Trista tentang kita. Kalau aku, aku akan bicara begitu Alexandrous tiba”

Terus terang kata-kata Eleni membuat kepalaku pening. Kenapa persoalan besar ini terkesan sangat ringan bagi Eleni? Pergumulan hebat dari semalam sampai pagi ini, bukan karena cinta?

Aku beringsut dari ranjang dan mengenakan pakaian.

“Aku harus pulang sekarang, Eleni. Aku tak bisa menentukan sekarang apakah aku harus bicara terus terang pada Trista tentang kita,”

Eleni menghampiriku dan memelukku erat.

“Kau akan bisa mengatasinya. Percayalah padaku. Sekarang pulanglah. Dan kalau boleh kukatakan, kamu hebat semalamam sampai pagi tadi. Sungguh aku merasa tersanjung dengan semua kehangatan dan ketulusanmu!”

Dan percakapan berhenti di situ. Eleni melepasku di pintu dengan sapuan kecupan kecil di bibir. Masih sulit aku memahami elang betina ini.

***

Belum ada kabar dari Trista apakah ia sudah tiba di Surabaya atau belum. Harusnya sore ini aku mengajar bahasa Indonesia untuk Eleni. Tapi aku merasa perlu untuk tidak bertemu Eleni dulu. HP-ku mengirim sinyal sms. Dadaku berdebar keras. Itu sms dari Alexandrous.

“Pak Rodi, kita perlu bicara,” demikian bunyi sms itu. Ia bilang ia baru tiba dari Singapura dan minta aku menemuinya di lobi hotel Shangrila jam 5 sore.

Apakah Eleni sudah bertemu Alexandrous? Kenapa Alexandrous minta aku bertemu?

Perasaanku jadi kacau balau.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun