Andi dan Burhan, dua-duanya adalah teman baik saya. Dua-duanya adalah pekerja keras, menyukai pekerjaan mereka dan memiliki stamina fisik yang seolah tiada habis. Dua-duanya beristri perempuan cantik dan seksi.
Namun Burhan agak berbeda sepanjang bulan puasa ini. Ia lebih sering tampak loyo, lesu, pemurung dan kena bad mood. Dan tak biasanya ia mengeluh soal pekerjaan yang makin membebani kepada saya.
“What’s the matter, bro?” tanya saya kemarin, waktu buka puasa sama-sama di Surabaya Town Square. Andi juga ada di antara kami.
“BT nih, bro. Selama bulan puasa istri saya minta libur seks; dia puasa total,” jawab Burhan. “Biasanya seminggu tiga kali, jadi nggak sama sekali,” tambahnya.
“Oh gitu?” tukas Andi. “Istri saya sih aman-aman saja, seks jalan terus seperti sediakala,” kata Andi yang terus kelihatan semangat dan penuh vitalitas.
Saya kemudian merenung sesaat. Adakah kaitan antara seks (ML) dengan pemeliharaan kebugaran jiwa dan raga? Lalu dua orang teman itu saya tinggal googling dan mencari jawaban dengan menetapkan kata kunci ‘sexual healing’ (penyembuhan melalui seks).