Jika Anda laki-laki lajang dan sedang berwisata atau berkelana di Thailand, barangkali Anda ingin berkesempatan menjalin hubungan romantis dengan perempuan Thai. Perempuan Thai memang kondang karena kulitnya yang cemerlang serta keelokannya secara keseluruhan. Tapi, tunggu dulu, ya. Jangan tergesa-gesa menetapkan pilihan bila Anda mulai akrab dengan seorang cewek Thai. Anda bisa saja sedang naksir seorang
kathoey alias
ladyboy alias banci
. [caption id="attachment_107594" align="aligncenter" width="450" caption="Perempuan tulen? Jangan terkecoh. Ini Nong Poy, kathoey top Thailand."][/caption]
Kathoey or
katoey (กะเทย) adalah laki-laki yang mengidentifikasikan diri, berpakaian, dan berperilaku serta bertubuh perempuan. Yang dimaksud bertubuh perempuan bisa saja sepenuhnya bertubuh perempuan, dan bisa saja berpayudara tapi tetap beralat kelamin pria. Dalam budaya Thailand,
kathoey juga dikenal dengan istilah
phuying praphet song (jenis perempuan kedua) atau
phet thi sam (jenis kelamin ketiga). Mereka bisa tampil seperti perempuan juga atas bantuan medis seperi pembesaran payudara, penggelembungan pantat, dan semacamnya. Tak seperti posisi kaum
transgender (banci) di budaya lain, dalam tatanan budaya Thailand, kaum
transgender mendapat tingkat penerimaan dan keleluasaan sosial yang tinggi, berkat hidupnya nilai-nilai toleransi di seputaran budaya Buddhist. Dengan mengacu pada konsep Karma, budaya Thai percaya bahwa menjadi seorang
kathoey merupakan hasil dari transgresi kehidupan manusia di masa lampau yang menyiratkan bahwa para
kathoey justru harus dikasihani, bukannya dipersalahkan. Di manakah posisi dan peran sosial kaum kathoey dalam kehidupan modern Thailand? Semula perempuan
kathoey sebenarnya menghadapi berbagai ketidaknyamanan sosial dan hukum. Biasanya pihak keluarga (terutama ayah) kecewa kala sadar anak laki-lakinya ternyata
kathoey. Namun, seiring berjalannya waktu,
kathoey di Thailand beroleh makin banyak keleluasaan sosial katimbang di negara Asia lain. Bandingkan dengan di Indonesia di mana para banci masih berada pada ranah gamang yang cenderung jadi bahan tertawaan dan ejekan. Memang tak ada pengakuan secara hukum untuk para
kathoey di Thailand, bahkan bila seorang kathoey telah menjalani operasi ganti kelamin sekalipun. Di KTP, jenis kelamin mereka masih tertulis 'laki-laki;' dan bila seorang
kathoey harus masuk bui, ia dijebloskan ke penjara laki-laki. Soal peran sosial lebih jauh, banyak
kathoey sukses di bidang pekerjaan dan mampu dengan baik menyokong biaya hidup sehari-hari dengan pasangannya (pria tulen). Para
kathoey bekerja di bidang jasa kecantikan, jasa wisata, restoran, dan hiburan. Pelancong yang berkunjung ke pantai Pattaya pasti tak akan melewatkan tontonan Kabaret
kathoey. Sejumlah
kathoey telah pula mencapai popularitas yang sulit dicapai perempuan lainnya. Sebut saja
Parinya Kiatbusaba atau
Parinya Jaroenphon (kelahiran 9 Juni 1981), yang lebih dikenal dengan nama
Nong Thoom,
Nong Toom atau
Nong Tum. Nong Tumtak pelak lagiadalah
kathoeypalingtop di Thailand. Ia pernah menjadi juara
Muay Thai (
Thai boxing) champion dan pernah pula bekerja sebagai model dan aktor film. Nong Tum gabung dengan kamp tinju untuk menyokongkeuangan keluarga dan menabung untuk operasi ganti kelamin. Kisah Nong Tum bisa Anda simak dalam film
Beautiful Boxer (2003). Dalam film itu Nong Tum diperankan oleh Asanee Suwan, aktor cowok tulen yang berparas manis. Nong Toom sendiri diberi peran penting dalam film laga
Mercury Man (2006), dan sering muncul dalam berbagai talk-show televisi di beberapa belahan dunia. Kisah hidup Nong Tum sebagai
kathoey juga menjadi bagian penting dalam buku laris
Ladyboys: The Secret World of Thailand's Third Gender oleh Maverick House Publishers. [caption id="attachment_107597" align="aligncenter" width="500" caption="Nong Tum, kathoey petinju yang kerap mengkanvaskan musuh laki-laki tulen."][/caption]
Kathoey sukses lainnya adalah Saknarin atau Treechada 'Poy' Malayaporn atau yang terkenal dengan nama Nong Poy.
Kathoey cantik ini adalah pemenang Miss Tiffany 2004, kontes kecantikan untuk para
kathoey. Nong Poy (24 tahun), karena keelokan paras dan tubuhnya, kini mewakili citra perusahaan telepon seluler G-Net dan sering tampil dalam berbagai acara televisi, dan juga berperan sebagai perempuan dalam sejumlah film. Konon, naiknya Nong Poy (operasi ganti kelamin pada usia 17 tahun) ke tahta tertinggi ratu kecantikan bencong Thailand itu telah menjadi teladan bahwa kaum wanita kedua itu sesungguhnya sangat berpotensi memeriahkan jagat industri hiburan katimbang hanya beredar dalam kancah kerja seksual. Asal tahu saja, Miss Tiffany adalah kontes
kathoey bergengsi yang digagas pertama kali pada tahun 1998 untuk mempromosikan turisme di Pattaya. Selain menampilkan Miss Tiffany sebagai
best of the best, kontes ini juga memilih juara dari kategori
Miss Unlimited Sexy Star (terseksi dalam busana renang),
Miss Congeniality, Miss NuRiss Beauty dan
Miss Silky Skin (juara berkulit bak sutra). Kontes Miss Tiffany diikuti diikuti para
kathoey yang sehari-hari berprofesi sebagai mahasiswa, dokter, pramugari, apoteker, insinyur, dan pegawai negeri. Miss Tiffany menerima hadiah uang tunai sebesar 120.000 baht (36 juta rupiah), plus sebuah mobil Toyota Yaris. (Nong Poy, Miss Tiffany 2004, ikon produk telepon genggam di Thailand)
KEMBALI KE ARTIKEL