Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Yuanita, 'Kartini' Pembalap

21 April 2011   07:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:34 579 0

Mobil station yang kami tumpangi melaju pesat menyalip iring-iringan kendaraan yang padat di jalur Pasuruan-Probolinggo. Saya duduk di jok kiri depan, dan Yuanita, teman saya pegang kemudi. Mobil tengah menyalip beberapa kendaraan ketika dari arah berlawanan kami mendapat kode beam yang intensif dari mobil yang bakal lewat di jalur yang sedang kami lewati. Yuanita tenang melajukan mobil, mencari sela yang pas di antara dua kendaraan yang disalip, dan dengan perhitungan matang menyelipkan mobil kami di antara truk dan sebuah sedan. Mobil dari depan melintas cepat, hanya berjarak beberapa sentimeter dari kaca spion kanan. Lalu Yuanita menyalip lagi. Gerakan seperti ini terus berulang-ulang untuk menembus kemacaten. Semuanya dilakukan dengan tenang, penuh perhitungan, tanpa membuat penumpang yang sebagian anak-anak menjadi mual, dan tanpa membuat gugup kendaraan lain yang diselinapi tiba-tiba atau yang berpapasan terlalu dekat dengan mobil kami. Sepanjang perjalanan lanjutan ke Gunung Bromo, di malam gelap hujan rintik, di jalanan berkelok-kellok dan penuh pasir sisa letusan Gunung Bromo, sepasang tangan mungil Yunita lincah memutar kemudi, memainkan lampu beam, sementara kaki mengelola gas, rem dan kopling dengan kompak. Kami tiba di Bromo satu jam lebih awal daripada mobil anggota tim lain yang berangkat 2 jam lebih awal.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun