Pak Hashim tidak menyebutkan bagaimana pihaknya bisa mengetahui kalau 250 ribu pemilih itu sengaja datang ke TPS untuk memilih pasangan Jokowi-JK. Sehingga sulit memastikan bagaimana mengetahui ratusan ribu nama fiktif itu memilih siapa, mengingat tidak ada orang lain yang boleh/diperbolehkan ikut masuk bersama pemilih ke dalam bilik suara. Pun tidak ada kamera pengintai/tersembunyi di bilik suara.