Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Pilihan

Fadli Zon Belum Punya e-KTP?

19 November 2014   20:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:23 710 2
[caption id="" align="alignnone" width="780" caption="Wakil Ketua DPR Fadli Zon memimpin rapat pemilihan dan penetapan pimpinan di Komisi II DPR, Kompleks Gedung Parlemen, senayan, Jakarta, Rabu (29/10/2014). (Indra Akunto/KOMPAS.com)"][/caption] MUDAH-MUDAHAN Wakil Ketua DPR Fadli Zon sudah memiliki KTP elektronik atau e-KTP. Jika belum, terpaksa harus mengurus KTP sementara, sebagaimana dikatakan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Tidak mungkin! Seorang politisi besar dan kini duduk sebagai pimpinan di DPR, hampir dipastikan Fadli sudah memiliki e-KTP. Itu artinya, data pribadi beliau pun sekarang sedang disimpan pada server - mungkin tepatnya data center - di luar negeri, entah di Belanda, entah di India.  Sepertinya hal ini tidak masalah buat Fadli, makanya beliau mendesak agar proyek tersebut tidak boleh dihentikan meskipun hanya sementara. Sebagai wakil rakyat, apalagi pada posisi Wakil Ketua DPR, pastinya Fadli sangat memikirkan kepentingan rakyat. Tentu dia tidak ingin rakyatnya kesulitan lantaran tidak memiliki kartu identitas diri yang amat penting  itu.  Selain itu, seperti dikutip Kompas.com, Fadli mengatakan bahwa dana proyek e-KTP sangat besar - "kalau tidak salah Rp 6 triliun - Rp 7 triliun"-  sehingga apabila dihentikan sementara maka dana yang sudah dihabiskan tidak bisa termanfaatkan dengan baik. Permasalahannya, bagaimana mungkin proyek tersebut lanjut jika masih bermasalah? Apalagi jika masalahnya banyak dan terutama menyangkut rahasia negara, dalam hal ini data pribadi ratusan juta penduduk Indonesia rentan disalahgunakan. Apa boleh buat? Fadli tetap mendesak agar proyek ini dilanjutkan sembari mencari di mana letak persoalannya. "Harusnya dicari masalahnya di mana. Kalau enggak ada penuntasan, yang rugi negara juga," kata Fadli. Lalu kira-kira apa komentar Fadli bilamana proyeknya tetap lanjut kemudian malah masalahnya tambah besar? Baiklah, mari kita pakai analogi begini;

Jika rumah Anda sedang terbakar di bagian dapur, apinya masih kecil. Saat itu Anda sedang membangun teras.  Karena apinya belum terlalu besar,  Anda putuskan untuk tetap sibuk membangun teras sambil mencari tahu mengapa dapurnya bisa terbakar. Lantaran sudah mengeluarkan banyak biaya, apapun yang terjadi, pembangunan teras tidak boleh dihentikan meskipun cuma sementara. Nah, ketika Anda sedang mencari tahu masalah, apinya terus membesar. Sekarang mulai melahap bagian rumah yang lain. Akhirnya Anda tahu apa penyebab dapur bisa terbakar. Sungguh disayangkan, ketika Anda sudah tahu penyebab kebakaran, seluruh rumah hingga teras yang baru Anda bangun itupun sudah ludes dikunyah-kunyah si jago merah.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun