Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature Artikel Utama

Mencegah Tragedi seperti AirAsia QZ8501

31 Desember 2014   08:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:07 1423 7



[caption id="attachment_344117" align="aligncenter" width="630" caption="Reaksi keluarga korban di Crisis Center kecelakaan AirAsia QZ8501, Bandara Juanda Surabaya, setelah menyaksikan laporan mengenai ditemukannya jenazah di Laut Jawa. (Sumber:independent/Manan Vatsyayanaâ/AFP/Getty Images)"][/caption]

NIL sine numini. Sebagai orang beragama,kita meyakini bahwa tiada sesuatu dapat terjadi tanpa kehendak Yang Mahakuasa, termasuk kejadian nahas yang menimpa pesawat AirAsia QZ8501. Kita patut bersyukur, karena atas kerja keras semua pihak terkait, Selasa 30 Desember 2014, pesawat tersebut telah ditemukan hanya dua hari setelah dinyatakan hilang. Situasi berbeda dialami oleh Malaysia Airlines MH370 rute Kuala Lumpur – Beijing yang masih belum ditemukan sejak menghilang pada 8 Maret 2014. Sudah lebih dari sembilan bulan nasib 239 penumpang dan awak pesawat tersebut tetap misterius.

Di tengah situasi duka seperti ini, para ahli penerbangan internasional tetap bersikap kritis dalam melontarkan opininya terkait kecelakaan yang menimpa QZ8501. Desmond Ross, Vice President International Aviation Security Management Association Asia Pacific, kepada abc.net.au, meyakini bahwa kondisi cuaca bukan satu-satunya penyebab jatuhnya pesawat tersebut. Menurut Ross, mestinya pilot memiliki cukup waktu untuk memulihkan posisi pesawat sebelum jatuh. Apalagi, lanjut dia, Airbus A320 tersebut dilengkapi radar cuaca canggih yang mampu membaca cuaca sampai jarak 150 mil di depan (dalam situasi normal), sehingga memungkinkan pilot untuk melihat di mana posisi bibit-bibit badai. Ini memungkinkan pilot mengambil keputusan menghindari sel-sel badai tersebut atau berbalik arah untuk mendarat di titik keberangkatan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun