Untuk siapa? Pasti buat kita! Baik sebagai pribadi ataupun karyawan. Atasan? Hahaha....
Yang menarik dan menjadi pertanyaan, kenapa 'training-training' dan acara-acara yang diadakan oleh para motivator / inspirator tersebut di atas, sepertinya hanya ditujukan buat para karyawan bawah(an). Seolah-olah yang masih perlu dibina, diajar, dimanusiakan itu adalah orang-orang yang bekerja dengan status karyawan biasa. Tragisnya, di setiap seminar-seminar itu jika ada pertanyaan, bagaimana cara menghadapi atasan / pimpinan yang otoriter, orang-orang bawahan tadi hanya diminta untuk bersabar dan diharapkan untuk bekerja lebih keras lagi sehingga atasan akan senang.
Ingat-ingat deh kalau ada pembaca yang suka ngikutin atau suka dengerin radio dan menonton televisi acara-acara pencerahan tersebut di atas, pas ada sesi tanya jawab, pasti ada saja pertanyaan soal menghadapi pimpinan (yang suka otoriter), jawaban mereka hampir selalu seragam. Sabar. Bekerja lebih keras. Pandai-pandailah mengambil hati si bos. Dan lain sebagainya yang antara pertanyaan dan jawaban tak nyambung sedikit pun.
Kenapa atasan suka begitu? Pernahkah pembaca mencari tahu kenapa atasan suka marah-marah? Menurut saya, ini menurut saya ya? Bahwa mereka-mereka tersebut sebetulnya 'kesepian' dalam keramaian. Lebih banyak tertutup dari pada terbuka. Merasa sudah bekerja sangat keras, tetapi bawahan tidak ada yang menggubris. Setahu saya, Tommy Siawira suka bilang, bahwa bos-bos yang seperti ini adalah racun.
Hebatnya, racun ini begitu sangat berkuasa. Dan mereka ada di sekitar kita.