Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Rasa Terhina

4 Agustus 2010   18:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:18 180 0
HENDRA N.S, seorang warga Cibubur merasakan betul rasa terhinanya ketika dihardik dan dibentak oleh Patwal Presiden. Rasa terhina itu yang mungkin membuat Hendra N.S (yang kebetulan berprofesi wartawan) berani menulis Surat Pembaca di Kompas. Apa jadinya kalau hal ini menimpa orang-orang yang tidak seberani Pak Hendra di atas?

Rasa terhina itu pula yang dirasakan Anggito Abimanyu yang diangkat sebagai wakil Mentri Keuangan, namun tak pernah dilantik, dan tiba-tiba ada orang yang diangkat dan dilantik untuk posisi tersebut. Rasa hina itu membuat Anggito mundur dari jabatannya.

Nah, kita mundur ke mana ketika kita merasa terhina tidak mendapatkan pelayanan yang baik dari angkutan umum, pembuatan KTP, pelayanan rumah sakit yang masih minta uang di muka untuk pengobatan, dan sekian deret daftar yang membuat kita merasa hina dan kotor.

Hmm, mungkin kita ketinggian membahas ini. Baik. Hal sederahana saja masalah kita di kantor, sudah tunggang-langgang kita bekerja untuk mengejar pencapaian target, kadang kaki jadi kepala, kepala jadi kaki, bos kita masih juga merasa kurang. Kita digenjot sebagai sapi perah, istilah minangnya, kudo pelajang bukik, kita diharap selalu seperti batu bara yang terus-terusan menyala.

Kita dahulukan rasa terhina kita di sini, dipecat awak... (Pertanyaannya: Kenapa takut kita dipecat?)@5VIII10

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun