Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

Piala Dunia 2010 Vs PSSI

10 Juli 2010   06:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:58 256 0
BANYAK artikel yang mengulas tentang Piala Dunia 2010 yang hampir habis penyelenggaraannya di Afsel, ujung-ujungnya hampir selalu menyudutkan PSSI. Sang PSSI pun seperti anjing menggonggong kafilah berlalu. Itu semua tak menyurutkan pengurus PSSI dari pusat dan daerah terbang ke afsel untuk menyaksikan salah satu pertandingan putaran laga fina (Kompas, Kamis, 8 Juli 2010, hal. 36).

Kenapa artikel yang ditulis itu selalu suka membanding-bandingkan di ujung-ujung tulisannya terhadap PSSI? Kesal, pasti. Kecewa, apalagi. Cuma herannya, orang-orang atau pemimpin-pemimpin Indonesia yang hebat-hebat itu, sepertinya tak hirau dengan keadaan ini. Hanya berkomentar sana-sini (seperti saya), lalu bertanya, "Kapan ya Indonesia bisa tampil di Piala Dunia?".

Dijawab oleh mereka yang sok tahu, "Lha, kita kan pernah tampil waktu masih bernama Hindia Belanda." Kita? Elu kaliii.... Satu sisi kita gak mau disebut Hindia Belanda, tapi di sisi lain kita ber-bangga dulu (dulu sekali) tampil di pentas akbar pesta pora sepak bola sejagat. Maaf, saya bukan mau menafikan sejarah, tapi lihatlah cuplikan-cuplikan pertandingan tempo doeloe itu acap pula diulang-ulang. Bolehlah untuk sekedar membangkitkan semangat, tapi mbok ya semangat itu kalau bisa juga ada di PSSI.

Tapi apakah mungkin hal itu terjadi di antara orang-orang PSSI yang mencari kerja di PSSI? Kenapa gak bikin satu lagi PSSI tandingan? Toh orang-orang Indonesia kan biasa berbuat seperti ini. Lihat saja orang-orang partai, apa bedanya kan? Indonesia negara besar tapi negara kecil di sepak bola. Ini beda dengan Belanda, seperti apa yang dibilang Oom Van Marwijk, sang pelatih Belanda, "Belanda adalah negara kecil, tapi negara besar dalam sepak bola."

Anehnya orang Indonesia pun merasa berbangga ada pemain Belanda saat ini yang masih keturunan Belanda. Sementara dibilang orang yang pernah terjajah ratusan tahun oleh Belanda, bisa membuat kuping berwarna merah. Namun, seperti kata orang, jangan mencampur-adukkan sepakbola (olah raga) dengan yang lain, apalagi politik. Tapi di Itali parlemen ikut campur 'mengaudit' kenapa bisa sampai gagal digelaran Piala Dunia kali ini. Kok orang Indonesia gak 'berani' ngutik-ngutik PSSI, yang jelas-jelas sangat gak jelas juntrungannya. Ada apa? @10VII10

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun