Dia bercerita tentang adik bungsu laki - lakinya, sebut saja namanya Rudi. Dia memberitahukan ke kami, bahwa pernah di suatu malam , adiknya di marahi habis - habisan oleh kakak laki lakinya karena pulang ke rumah sampai malam. Sedangkan harusnya di waktu itu, dia menggunakan waktunya untuk belajar. Adiknya masih duduk di bangku SMP.
Hingga di suatu hari , secara tidak sengaja, ibunya melihat sendiri bagaimana anak laki - laki bungsunya sedang mengangkat belanjaan seorang ibu - ibu di pasar tradisional yang terletak cukup jauh dari rumah mereka. Dia memperhatikan anaknya seolah - olah sedang menjadi kuli panggul di pasar.
Malam harinya , saat anak tersebut pulang ke rumah. Sang ibu dan bapak beserta anggota keluarga lainnya , memanggil anak tersebut. Mereka menanyakan apa yang dilakukan anaknya di pasar. Anak itu menjawab , " Saya mau mencari uang untuk membantu bapak , kan bapak sudah tidak kerja lagi. Lagian , meskipun saya bekerja seperti ini , saya masih cukup berprestasi di sekolah , peringkat 9 di kelas." Lanjutnya lagi , " Saya mau mencari uang untuk biaya sekolah sendiri sehingga tidak merepotkan bapak dan ibu ."
Akhirnya ibu itu merenung , berpikir hal inilah yang melatari anaknya tidak pernah meminta uang sekolah bahkan uang jajan lagi kepada dirinya. Dikiranya anaknya mendapatkan uang dari tetangga atau kakak - kakaknya yang lain. Jawaban yang diterima dari sang anak, membuat sang Ibu menangis di kamar. Tidak menyangka , bahwa di usia yang masih sangat muda, dia berusaha untuk berbakti kepada kedua orangtuanya.
Cerita itu sangat singkat , tapi itu sangat membekas di benak dan hati saya. Bayangkan di luar sana , banyak sekali anak yang seusia dia , mungkin hanya mengerti arti meminta uang kepada orang tua. Mereka lupa untuk membalas apa yang telah orangtua mereka berikan. Tidak perlu mengganti dengan uang. Cukup dengan mereka rajin belajar, rajin ke sekolah, membantu orangtua di rumah , hal - hal yang sederhana yang dapat dilakukan , tanpa mengeluarkan uang sekalipun.
Saya jadi teringat , saya pernah mengajukan usul ke keponakan saya yang laki - laki. Saya meminta dia untuk menjadi tukang koran keliling. Daripada tidak ada kerjaan di rumah, karena waktu itu dia gagal sekolah.
Dia menjawab dengan nada merendahkan " Ngapain jadi tukang koran keliling , kayak orang kurang kerjaan saja ". "Uang ngga seberapa ." Saya berpikir daripada dia menghabiskan waktu di rumah berbulan - bulan tanpa aktivitas yang jelas , sambil menunggu tahun pelajaran baru, mendingan dia bekerja yang sederhana saja , tetapi menghasilkan uang. Tidak perlu menghasilkan uang banyak, tetapi yang saya inginkan , dia mengerti bahwa menghasilkan uang itu butuh pengorbanan dan usaha yang keras. Sehingga dia menjadi lebih bertanggung jawab dan memiliki sikap lebih baik.