Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Pengarnya Jaman

11 Mei 2023   07:32 Diperbarui: 11 Mei 2023   07:36 47 3
Pengar dalam serbuan berita dukacita yang menerus tampil di layar-layar gadget, televisi, pun siaran dari toa-toa sepanjang waktu
Pengar dari orang-orang yang sibuk tak peduli, mencaci dan menjauhi simpati
Pengar pada kepicikan yang melupakan nalar dan kecil hati
Pengar pada kata aku bersandar pada Tuhan atas segala, tapi khianat pada uji yang dituliskan-Nya
Sedikit mabuk, karena merasa belum siap menerima ada buah kelalaian, keterlambatan berbuat, musnahnya banyak kesempatan
Kemabukan yang membuat seluruh dunia terasa bergoyang ke kanan dan ke kiri, menggelinding semacam bola yang tak lagi tahu kemana hendak bertuju
Adalah begitu dahsyat dan luar biasa jiwa menerima segala dengan macam kejadian
Bila saja, kemabukan bisa terlihat dan melihat segalanya dengan sandaran yang kuat maka hikmah manis akan menghapus pengar
Wuh kemabukanku saja tak berujung.  Belum mau bangun dari mimpi yang nyaman. Belum juga mau terima kondisi yang menghimpit. Ah jiwaku pun masih nyalang  kesana kemari mencari telaah
Bangun!
Bangun!
Masih ada seutas nafas yang harus dibesarkan nyalinya, demi kamu dan demi mereka.
Bakar nyali sekali lagi!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun