Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Hari Ke Empat Puluh

7 Januari 2021   03:12 Diperbarui: 7 Januari 2021   03:25 110 3
Sudah hari ke empat puluh
aroma hitam saat subuh  masih serasa tadi atau kemarin
Ia lekat seperti pasangan kekasih
Kesana kemari membayangi dalam hari-hari
Meski bayang-bayang tak mungkin di nyatakan

Sudah hari keempat puluh
Sudut kamarmu masih sama, belum berubah
Aroma cendana di pembaringan pun belumlah sirna
Lorong ingatan terus saja terbuka
Seperti bebungaan yang warnanya terang dibawah sinar matahari

Sudah hari ke empat puluh
Riuhku, gempitaku kini milikku sendiri
Jalan-jalan sunyi tanpa kata-katamu
Kecuali rambu sepanjang jalan  yang pernah kau dirikan
Aku diam tergugu,  mentafakuri cintamu

Tak lagi menemu untuk disentuh
Namun sentuhanmu kian terasa erat
Bagaimana bisa menemu cinta saat sudah lepas dari genggaman
Bagaimana bisa  rindu tersampaikan tanpa pintu perjumpaan
Sudah hari ke empat puluh, kau pulang

Maka yang hilang baru nyata dalam pandangan
Hukuman tak terperi tetaplah sesal tak berkesudahan 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun