Pagi jelang siang, di kelas yang dipenuhi siswa baru, saya mondar-mandir layaknya komandan tengah inspeksi. Tak lain tujuannya guna menebar hawa horor pada wajah-wajah polos mereka. Sebelum semua ritual tahunan dimulai, pasal mandraguna lebih dulu dibacakan. Pasal satu, senior selalu benar. Pasal dua, jika senior salah, maka kembali ke pasal satu. Apalagi tujuannya kalau bukan sebagai pagar, tembok diri. Ya, semua kita hafal betul dengan pasal yang dicipta entah oleh siapa ini. Dan anehnya semua seakan manut patuh pada kedua pasal ini. Satu dua ada juga yang melawan. Ruang tiga belas jadi ruang tawanan bagi yang coba macam-macam.
KEMBALI KE ARTIKEL