"salamat siang bapak-bapak, ibu-ibu sekalian dan adik-adik yang sedang lelah menunggu kemacetan. izinkanlah saya membacakan sebuah puisi  yang berjudul....." tiba-tiba ia berhenti sejenak dan suasana kembali hening.
"KENTUT ... Keluar dari lutut.....bunyinya ..duuuut...dut...duuut"
"BHAHAHAHAH...AHAHAHAH.....!!!: seketika suasana menjadi ramai dengan tawa pingkal seluruh penumpang.
berbagai ekspresi tawa pecah dikala mendengar kalimat yang diucapkan penyair tadi. dari ibu-ibu yang tertawa terpingkal-pingkal hingga seperti menahan kencing. supir yang tadinya terlihat bosan dan marah ikut juga tertawa terbahak-bahak sampai meyeka air mata yang keluardari matanya akibat tak bisa menehan tawanya. sementara Jono, Dwi, Siska tertawa terbahak bahak dibelakang bersama kondektur.
sang penyair berusaha melanjutkan puisinya. tetapi ia tak dapat meghentikan tawa penumpang yang membuatnya ikut tertawa terpingkal-pingkal. akhirnya sang penyair mengakhiriya dan berusaha duduk sambil terus tetawa bersama seluruh penumpang. Namun yang mengejutkan Jono seluruh peumpang di depannya memberikan uang kepadanya dengan nominal yang cukup besar Rp. 5.000.
"gile banyak baget " celetuk jono
"iya " sahut dwi.
"biarin aja lah dia sudah menghibur kita sampe tuh... liat tuh ibu-ibu pengajian sampe turun masih ketawa aja. mungkin ngompol juga kali" celetuk siska sambil tertawa terbahak-bahak .