Menyimak isi media di negeri kita beberapa pekan belakangan ini yang melulu soal pembohongan publik oleh pemerintah, saya jadi gatal ingin ikutan berpendapat (curhat, tepatnya). Pernyataan tentang kebohongan pemerintah tersebut dikeluarkan oleh para pemuka agama yang merasa gerah oleh pemberitaan selama ini tentang dinamika ekonomi, politik, hukum dan sosial di negeri ini. Tentang pencapaian target ekonomi yang digembar-gemborkan pemerintah meski kenyataannya bagi orang yang melek ekonomi pencapaian tersebut tidak dapat dijadikan simpulan. Salah satu contohnya, menggunakan angka pendapatan per kapita yang tidak menggambarkan kesejahteraan negara yang sesungguhnya. Mungkin teman-teman yang kuliah ekonomi masih ingat mata kuliah statistik, atau tentang prinsip Pareto, kemudian coba deh dipakai untuk mendeskripsikan distribusi pendapatan (khususnya di negara kita ini aja). Lalu coba jelaskan alasan mengapa angka pendapatan per kapita yang dinyatakan sebesar 2,700 dollar tahun ini jadi semacam data statistik yang mengelabui.
KEMBALI KE ARTIKEL