Christina menambahkan, bahwa kontribusi dari PT IMIP membawa Sulawesi Tengah berada di peringkat 12 nasional. Adanya peningkatan investasi di Sulteng memiliki dampak yang baik untuk perekonomian daerah, hal tersebut dikarenakan pulau yang menyerupai huruf K tersebut menyimpan sumber daya mineral nikel yang melimpah.
Nikel sendiri saat ini tengah menjadi primadona di dunia, sebab logam yang berharga tersebut menjadi komponen utama untuk pembuatan baterai kendaraan listrik.
Selain Christina, Wakil Gubernur Sulawesi Tengah yaitu Dr. H. Rusli Dg Palabbi, SH, MH pada hari Rabu (24/2) lalu mengucapkan rasa terima kasihnya kepada PT IMIP dan memberikan apresiasi terkait kontribusi besar perusahaan tersebut untuk perekonomian bangsa maupun daerah.
"Tentu kedepannya apa yang sudah dilakukan IMIP memberi manfaat yang luar biasa bagi Sulawesi Tengah," ujar Rusli lewat rilis Humas Pemprov Sulteng.
Berdasarkan data DPMPTSP Sulteng, perusahaan yang berlokasi di Kabupaten Morowali tersebut menjadi kabupaten tertinggi dengan realisasi investasi sebesar Rp22,64 triliun tahun 2020. Di posisi kedua ada Kabupaten Morowali Utara dengan nilai realisasi investasinya Rp4,26 triliun, ketiga dari Kota Palu sebesar Rp314,49 miliar dan Banggai di posisi keempat dengan nilai realisasi investasi Rp 129,64 miliar.
Maka, total realisasi investasi untuk periode Januari hingga Desember 2020 mencapai Rp30,88 triliun. Perlu diketahui bahwa pencapaian tersebut sudah melebihi total target yang telah ditetapkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM yaitu Rp24,20 triliun.
Data ini membuktikan bahwa perekonomian Sulawesi Tengah mampu berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Agar perekonomian di daerah semakin meningkat meskipun di tengah pandemi coronavirus, Christina meminta PT IMIP bekerja sama dengan UMKM lokal.
Yang kita tahu selama ini adalah Pulau Jawa sebagai pusat industri. Akan tetapi kenyataannya, Sulawesi Tengah perlahan menunjukkan kemajuannya. Jika pembangunan merata di Indonesia, maka masyarakat pun akan sejahtera.
Maka, istilah Jawa sentris akan luntur. Bukankah hal ini yang didamba-dambakan?