Penjajahan dari negara-negara maju secara teknologi dan ekonomi pada bangsa lain yang masih dianggap terbelakang banyak terjadi di muka bumi ini pada masa-masa kolonialisme saat itu.
Negara hebat seperti Amerika sekalipun juga pernah "dijajah" dan menjadi negara merdeka dari Inggris raya setelah habis-habisan berjuang dengan segala pengorbanannya, Hari Kemerdekaan itu pun akhirnya didapatkan pada 4 Juli 1776.
Beberapa negara di Afrika juga menderita karena zaman kolonialisme yang berada di bawah kendali negara Eropa. Belum lagi, negara Jerman sendiri ternyata juga mampu menaklukan sebagian besar negara-negara di benua Eropa pada Perang dunia kedua.
Sementara itu, negara Jepang, dalam waktu singkat telah hampir menguasai dan menjajah banyak negara di kawasan Asia Pacifik dan Tenggara bahkan termasuk negara Tiongkok yang diketahui memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia pun juga harus merasakan deritanya menjadi negara jajahan.
Saat Hari Kemerdekaan tiba bagi setiap negara yang pernah dijajah, adalah titik awal yang penting akan eksistensi sebuah negara tersebut untuk berdiri tegak di atas kaki mereka sendiri sebagai negara yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa dan negara lain di belahan benua manapun.
Hanya saja, bagaimana kemerdekaan itu diperoleh atau dideklarasikan oleh sebuah negara, saat ini, semuanya beramai-ramai untuk menelisik kembali akan sejarah perjalanan terbentuknya sebuah bangsa dan negaranya masing-masing.
Apakah Kemerdekaan itu diperoleh dari hadiah, dari janji, dari hasil perjuangan dengan pengorbanan jiwa dan raga atau dari hasil bantuan negara lain adalah predikat yang selalu menghantui dan menjadikan polemik sampai saat ini.
Bagaimana dengan Indonesia?
Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, bukanlah dinyatakan sebagai hasil dari pemberian, janji atau hadiah dari siapa pun, namun melainkan dari hasil sebuah proses perjuangan.
Menelisik sejarah deklarasi kemerdekaan Indonesia dari Kompas.com (15-03-2023), ada hal yang perlu dijadikan perhatian bahwa pernah ada sebuah janji dari Perdana Menteri Jepang, yaitu Jenderal Kuniaki Koiso pada tahun 1944, yang akan memberikan kemerdekaan pada Indonesia.
Akan tetapi para tokoh pergerakan muda Indonesia, Soekarno, M.Hatta dan tokoh nasional lainnya tahu bahwa semua itu adalah janji kosong.