Karena kalau tolok ukur penetapan CAPRES PDIP HANYA popularitas sang kadindat saat ini, memang "bodoh" kalau PDIP tidak mengusung Jokowi pada PILPRES 2014 mendatang.
Namun saya setuju dengan pendapat Puan, bahwa terlalu dini bagi PDIP untuk menetapkan CAPRESnya sekarang. Popularitas tokoh dan dinamika politik masih dimungkinkan berubah, bahkan hingga 180 ° dari kecenderungan yang terjadi sekarang.
Parpol memang seharusnya lebih fokus pada manajemen politik Calon Anggota Legeslatif yang akan ditawarkam kepada publik pada tanggal 9 April 2014 yang akan datang. Kecuali bagi Parpol yang "tidak begitu yakin" pada kualitas dan "daya jual" Caleg yang diusung, sehingga memerlukan "Maskot Capres" untuk memikat pemilih.
Meskipun demikian, saya tidak setuju jika Puan selalu menjawab "desakan" pihak-pihak yang menginginkan PDIP mendeklarasikan Capres yang bakal diusungnya, dengan jawaban standard: " TERGANTUNG KEPUTUSAN MEGAWATI SELAKU KETUA UMUM PDIP!"
Kesannya kok terlalu sentralistis, otoriter dan terlalu mengagung-agungkan sang Ketua Umum.
Meskipun kenyataannya sesuai AD/ART-nya, Megawati yang akan "ketok palu", mengapa Puan dan petinggi PDIP yang pain tidak memilih menggunakan frasa: "KEPUTUSAN KAMI"? Kedengarannya kok lebih DEMOKRATIS seperti namanya: Partai DEMOKRASI Indonesia Perjuangan!
Mungkinkah mereka tidak ingin partainya dianggap "SOK DEMOKRATIS", padahal TIDAK?! **ES-190713**