Contoh yang paling terang-benderang adalah Yusril Ihza Mahendra dengan Partai Bulan Bintang-nya.
Bahkan menurut berita ( inilah.com Rabu, 24 April 2013 | 15:39 WIB ) , Yusril sendiri yang telah memerintahkan kepada sejumlah anggota Brigade Hizbullah (Satgas PBB) untuk menghadang eksekusi terhadap Terpidana kasus suap perkara PT Salmah Arowana Lestari senilai Rp500 miliar dan korupsi dana pengamanan pilkada Jawa Barat tahun 2008, di kediaman Susno di kawasan Bukit Dago Resort, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, rabu 24 April 2014.
Sedemikian penting dan istimewakah seorang Susno Duadji bagi PBB, sampai seorang Ketua Dewan Syura PBB, mau mengotori tangan sendiri, dengan melakukan perbuatan melawan hukum, (karena dia bukan kuasa hukum Susno), berusaha menghalang-halangi eksekusi yang akan dilakukan aparat hukum yang syah?
Tidak adakah tokoh lain, selain Susno Duadji yang sedang berperkara hukum, yang layak "ditawarkan" PBB kepada rakyat sebagai Caleg 2014?
Mungkin bagi Yusril dan PBB-nya, Komjen (Purn) Susno Duadji adalah seorang yang teraniaya. Namun lebih banyak orang yang akan menganggap mantan Kabareskrim itu sebagai (maaf) "SEORANG PECUNDANG" hukum.
Karena dengan berbagai cara telah berupaya menghindar dari eksekusi, dan menganggap kasusnya telah selesai. Sementara belum ada satupun putusan hukum yang syah, dan jelas serta tanpa perlu penafsiran, menyatakan bahwa dia TIDAK BERSALAH atas perkara yang menjeratnya, sehingga tak dapat dieksekusi dan dipenjarakan! **ES-250413**