Karena meskipun Ruhut tidak lagi punya jabatan di DPP, dia tetap anggota DPR yang berhak hadir dalan acara tersebut di atas. Kalaupun masih ada hal yang mengganjal terkait keputusan DPP itu, atau masalah lain seputar disharmoni hubungan antara mantan Kepala Departemen Komunikasi dan Informasi di DPP PD dengan pengurus DPP yang lain, seharusnya ada forum khusus untuk menyelesaikannya di luar Silatnas.
Beruntung jika politisi yang sering dipanggil "si Poltak" itu tidak merasa sakit hati dan dikucilkan. Sehingga terpicu emosinya dan kehilangan kendali diri dan "berkata yang bukan-bukan" tentang dapur rahasia Demokrat. Mengingat selama ini anggota Komisi III.DPR itu, dikenal publik sebagai orang yang suka bicara blak-blakan dan terkesan sembarangan, bahkan cenderung .kasar".
Sebagai kader elite Partai dan pengurus DPP, mustahil mantan bintang sinetron Gerhana itu tak tahu banyak soal rahasia dapur Partai Demokrat. Baik hal yang positif maupun negatif.
Bahkan sebagian maayarakat mungkin sekarang ini mulai bertanya-tanya: "mungkinkah kegigihan Ruhut Sitompul menghimbau agar Anas Urbaningrum mundur sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat, setelah namanya sering disebut-sebut oleh Nazaruddin terlibat dalam kasus Hambalang, didasari oleh naluri dan pengetahuannya sebagai pengacara, serta pengetahuannya sebagai orang dalam Partai Demokrat, yang menganggap peluang Anas untuk ditetapkan menjadi tersangka oleh KPK masih cukup besar?"
Karena jika desakan Ruhut Sitompul tersebut tanpa dasar, dan hanya sekedar untuk memuaskan hasrat Ruhut untuk bicara gaduh kepada publik serta memanaskan suasana, pencopotannya dari jabatan di DPP PD adalah harga yang sewajarnya dia bayar beserta bunganya! (ES-151212)